Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Zenzi Suhendi menilai informasi dan antisipasi kebencanaan tidak boleh diabaikan pemerintah pusat dan daerah. Pasalnya bencana dapat merugikan materi dan menelan korban jiwa.
"Informasi dan data yang disamping BMKG harus menjadi perhatian kepala daerah. Bencana saat ini tidak lagi diakibatkan oleh alam namun juga aktivitas serta kebijakan manusia," katanya pada webinar bertajuk Indonesia Siaga Bencana, Sabtu (6/11).
Menurut dia, Walhi kerap menyuarakan kepada pemerintah mengenai potensi bencana. Namun pemangku kebijakan jarang yang memberi tanggapan dan resposn serius.
Baca juga: Hari Kesadaran Tsunami Dunia, BNPB: Karena Selamat Adalah Hak Kita Semua
"Seperti banjir bandang di Batu, Malang, Walhi sudah mendampingi masyarakat di sana selama 10 tahun terkait tata ruang dan air. Kita khawatir bencana banjir seperti sekarang," paparnya.
Ia mengatakan wilayah penyerapan air semakin sempit akibat pembukaan lahan dan tambang. Eksploitasi lingkungan secara besar-besar sangat mengancam kelangsungan hidup dan keselamatan rakyat.
"Banyak pelanggaran dan rendahnya komitmen tata ruang dengan kawasan kritis dijadikan wilayah produksi. Seharusnya wilayah yang tidak produktif dipulihkan untuk resapan air," pungkasnya.(H-3)
Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Ciwalen meluap. Kondisi itu mengakibatkan pondasi Jembatan Cibogo tergerus hingga akhirnya roboh
Rata-rata kerusakan terjadi pada bagian atap rumah karena terbawa angin kencang saat hujan deras melanda.
Kerusakan pada bagian atap terjadi di Pasar Hanggar Cokelat dan Pasar Rakyat Jabar Juara.
Persiapan sudah dilakukan, terutama melengkapi semua peralatan guna mempercepat evakuasi di titik lokasi bencana,
BMKG memperkirakan musim hujan datang merata di Garut pada akhir November.
Harus segera disiapkan langkah-langkah antisipatif demi meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman potensi berbagai jenis bencana.
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved