Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
DEMAM berdarah memengaruhi puluhan juta orang setiap tahun. Penyakit ini menghasilkan gejala yang membuatnya mendapat julukan demam patah tulang. Syukurnya, ada penelitian baru yang mungkin telah menemukan pengobatan pertama untuk virus tersebut.
Tes dalam kultur sel dan tikus menemukan bahwa senyawa yang baru diidentifikasi dapat secara efektif mengobati demam berdarah, menghentikannya dari replikasi, dan mencegah penyakit. Ini menurut penelitian yang diterbitkan Rabu (6/10) di jurnal Nature.
Tampaknya pengobatan itu efektif baik dikonsumsi secara protektif sebelum infeksi atau sebagai pengobatan setelah virus tertular. "Ini merupakan perkembangan yang menarik dalam perang melawan demam berdarah," ujar Scott Biering dan Eva Harris dari University of California, Berkeley's School of Public Health.
"Ini mewakili kemajuan besar dalam bidang terapi demam berdarah," tulis pasangan yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut dalam ulasan di Nature. Tidak ada keraguan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk dan diperkirakan menginfeksi setidaknya 98 juta orang per tahun serta endemik di 128 negara.
Penyakit itu dapat menyebabkan gejala seperti flu yang intens dan terkadang berkembang menjadi demam berdarah parah yang bisa berakibat fatal. Karena ada empat jenis yang berbeda, infeksi dengan salah satunya tidak melindungi terhadap yang lain. Ketika orang terkena demam berdarah untuk kedua kali sering kali lebih serius.
Baca juga: Peneliti Ingatkan Air Laut akan Naik Ancam Asia Termasuk Indonesia
Tidak ada pengobatan sejauh ini. Upaya kini berfokus pada pengurangan penularan, termasuk program yang menginfeksi nyamuk dengan bakteri tahan penyakit. Suatu vaksin yang disebut Dengvaxia disetujui untuk digunakan hanya di beberapa negara dan efektif terhadap satu strain.
Namanya sederhana JNJ-A07, senyawa yang ditemukan dengan menyaring ribuan kandidat potensial, dalam proses yang digambarkan oleh peneliti Johan Neyts sebagai mencari jarum di tumpukan jerami. Ternyata hasilnya sepadan dengan menunggu.
"Efeknya pada hewan yang terinfeksi belum pernah terjadi sebelumnya," Neyts, yang membantu memimpin penelitian, mengatakan kepada AFP. "Bahkan jika pengobatan dimulai pada saat puncak replikasi virus, ada aktivitas antivirus yang penting," tambah Neyts, seorang profesor virologi di Universitas Leuven, Belgia.
JNJ-A07 bekerja dengan menargetkan interaksi antara dua protein dalam virus dengue yang merupakan kunci replikasinya dan bekerja secara efektif terhadap keempat jenis virus tersebut. Demam berdarah dapat berkembang dengan cepat, tetapi tim menemukan JNJ-A07 tidak mungkin menghadapi tantangan yang signifikan dari resistensi obat.
"Kami membutuhkan waktu di laboratorium, dalam sel yang terinfeksi, hampir setengah tahun sebelum kami dapat memperoleh resistensi penting (terhadap pengobatan)," kata Neyts. "Mengingat bahwa hambatan terhadap resistensi sangat tinggi, sangat tidak mungkin bahwa ini secara klinis akan menjadi masalah."
Baca juga: Studi: Vaksinasi sangat Efektif Cegah Kasus Covid-19 yang Parah
Menariknya, mutasi yang menyebabkan resistensi juga ternyata membuat virus tidak mampu bereplikasi dalam sel nyamuk. Itu bisa menunjukkan bahwa bahkan jika virus mengembangkan resistensi terhadap JNJ-A07, itu tidak akan lagi ditularkan melalui nyamuk, sehingga secara efektif mencapai jalan buntu di inangnya.
Yang menjanjikan, senyawa ini efektif baik diberikan kepada tikus sebelum infeksi atau sesudahnya. Versi senyawa yang dilaporkan di Nature kini telah lebih dioptimalkan sedikit dan sedang dalam pengembangan klinis oleh Johnson & Johnson, kata Neyts.
Dalam pernyataan, Kepala petugas ilmiah Johnson & Johnson Paul Stoffels mengatakan pekerjaan itu memiliki potensi luar biasa untuk mengubah perjuangan dunia melawan ancaman publik yang signifikan dan berkembang ini. Masih ada pertanyaan yang harus dijawab, seperti senyawa tersebut dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi ulang atau tidak.
Ketika orang terkena demam berdarah, keberadaan virus dalam darah mereka--yang dikenal sebagai viremia--umumnya merangsang respons imun yang kuat untuk melindungi mereka dari infeksi di masa depan. Tetapi pada beberapa orang, respons kekebalan lebih lemah dan membuat mereka rentan terhadap infeksi ulang dengan jenis yang berbeda sehingga dapat menghasilkan gejala lebih serius.
Mengingat bahwa JNJ-A07 bekerja untuk mengurangi viremia, Biering dan Harris mengatakan penelitian diperlukan untuk mengetahui ini dapat membuat orang lebih rentan terhadap infeksi ulang atau tidak.
Baca juga: Penelitian Vaksin dan Obat Antimalaria Berhasil Tekan 70% Kasus Parah
Meskipun tidak diketahui, Neyts mengatakan penelitian ini menawarkan kemungkinan menarik. "Melihat senyawa itu bekerja sangat kuat pada hewan sangat menakjubkan," katanya. Ia menggambarkan penelitian itu sebagai perjalanan yang menakjubkan. (AFP/OL-14)
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Perpanjangan kerja sama ini merupakan tonggak penting hubungan dan kolaborasi kedua perguruan tinggi yang telah berjalan selama 10 tahun.
Para peneliti dari Vesuvius Challenge berhasil menguraikan gulungan naskah PHerc. 172 yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius, mengungkap judul dan penulisnya.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
PEMERINTAH Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan surat edaran peringatan waspada, sehubungan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD)
Jika jus jambu sudah terbukti secara ilmiah menaikkan trombosit, terapi dengue sudah sejak lama akan menggunakan jus ini.
Bila anak tak menyukai jus buah, orang tua sebaiknya tidak memaksakan meminum jus buah tertentu misalnya jus jambu yang kadang dipercayai bagus untuk pasien dengue.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved