Itje Chodidjah Jabat Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO

Medcom
11/10/2021 21:13
Itje Chodidjah Jabat Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO
Acara sertijab Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.(DOK Kemendikbudristek)

SETELAH 19 tahun menjalankan tugas sebagai Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Arief Rachman menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Itje Chodidjah sebagai Ketua Harian baru. Acara serah terima jabatan secara luring dengan protokol kesehatan ketat, Kamis (7/10) lalu.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti berharap kepemimpinan Ketua Harian KNIU yang baru tetap dapat mengambil manfaat dari UNESCO sebaik-baiknya. Ia menyebut, Mendikbudristek Nadiem Makarim ingin apa yang dikerjakan oleh Indonesia bisa disampaikan melalui UNESCO.

"Banyaknya inovasi, program yang baru dan sudah berjalan dan sangat progresif tersebut bisa disampaikan melalui UNESCO," ujar Suharti melalui keterangan tertulis, Senin (11/10).

Ia mengatakan pemerintah menginginkan agar Indonesia dikenal bukan hanya karena menjadi negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Melainkan, karena program dan kebijakan yang dilakukan memastikan pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi juga bisa didekati dunia.

"Kita ingin bisa belajar dari negara lain bagaimana mereka melakukan pembangunan dan memastikan program di negara lain terus berjalan," ungkapnya.

Suharti menyampaikan apresiasi atas jasa dan pengabdian Arief Rachman dalam membantu tugas Mendikbudristek. "Serta selamat bekerja untuk Ibu Itje. Kiranya KNIU di bawah kepemimpinan Ibu Itje akan semakin baik,” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Arief mengungkapkan berbagai penghargaan di bidang pendidikan dari UNESCO telah membuktikan profil pendidikan di Indonesia di mata dunia. Pada 2015 dan 2018, misalnya, Indonesia mendapat UNESCO Japan Prize on Education for Sustainable Development dari Jepang.

"Ini sebuah penghargaan untuk pendidikan yang berkelanjutan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia," ujar Arief.

Berbagai penghargaan dan pengakuan tingkat dunia dari UNESCO lainnya di bidang ilmu pengetahuan yang diraih Indonesia yakni ditetapkannya dua Cagar Biosfer baru di Indonesia, yaitu Cagar Biosfer Tojo Una-Una di Provinsi Sulawesi Tengah dan Cagar Biosfer Saleh-Moyo-Tambora di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 2019. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya