Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dampak Pandemi, 1.463 Anak Terdata jadi Yatim Piatu

Faustinus Nua
10/10/2021 16:46
Dampak Pandemi, 1.463 Anak Terdata jadi Yatim Piatu
Ilustrasi(Antara)

MAJELIS Pelayanan Sosial (MPS) PP Muhammadiyah dan Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) PP Aisyiyah melaporkan lebih dari 1.600 anak Indonesia menjadi korban pandemi Covid-19. Mereka telah kehilangan orang tua dan menjadi yatim, piatu atau yatim piatu yang harus diperhatikan pemerintah.

"Sampai hari ini terdata 759 anak laki-laki dan 704 anak perempuan. Ini sudah merupakan hasil yang realistis. Tetapi tetap akan terus berkembang dan tetap perlu ada batas waktu. Sehingga nanti pada batas waktu pendataan akan kita cek bersama-sama lagi," ujar Ketua MPS PP Muhammadiyah, Sularno saat menyampaikan laporan Program Asistensi Resos Anak Yatim-Piatu Dampak Covid-19 dalam Rakornas Pendataan Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu, Minggu (10/10).

Data tersebut merupakan data yang dihimpun oleh (MPS PP Muhammadiyah dan MKS PP Aisyiyah. Kedua bersinergi untuk menangani anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang orangtuanya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Sekaligus membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan terkait permsalah tersebut.

Sularso mengatakan bahwa nantinya data tersebut akan diserahkan kepada Kementerian Sosial. Akan tetapi pihaknya tetap berhati-hati agak data itu tidak salahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga : Pemerintah Siapkan Skema Bantuan Bagi Anak Yatim Piatu Korban Covid-19

"Pengalaman menunjukkan terkait dengan data ini ternyata data kemiskinan di Indonesia itu laku dijual. Kita harus hati-hati menyampaikan data itu. Mungkin undang-undang juga harus segera diubah, karena fakir miskin dan anak yatim piatu dipelihara oleh negara. Jadi dipelihara supaya miskin terus barangkali," ungkapnya.

Menurutnya, para fakir miskin dan yatim piatu harus disantuni negara. Disantuni artinya tidak sekadar diberikan ikannya tetapi diberikan pancingnya supaya fakir miskin dan anak yatim piatu bisa mandiri. "Dan supaya bisa mengembangkan dirinya sendiri," imbuhnya.

Lebih lanjut, Sularso mengatakan bahwa Muhammadiyah sudah bergerak sebelum pihak lain bergerak terkait masalah tersebut. Saat ini Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) memberikan beasiswa untuk anak yatim-piatu yang orangtuanya meninggal dunia karena Covid-19.

"Saya berada di Fakultas Pertanian UMJ dan mendapatkan jatah 5 anak yang bisa kuliah gratis. Dan total 142 anak yang bisa kuliah gratis di UMJ. Tetapi sampai hari ini tidak lebih dari 5 orang yang mendaftar di UMJ," kata dia.

Setelah rapat dengan MKS pihaknya bisa menyimpulkan bahwa sedikitnya anak-anak korban pandemi yang menerima beasiswa bukan berarti tidak ada yang berniat kuliah. Tetapi anak yatim-piatu yang orangtuanya meninggal karena Covid-19, ternyata banyak yangbelum usia kuliah.

Dia berharap pendataan ini bisa langsung segera ditindaklanjuti. Baik pemerintah maupun semua pihak bisa bekerja sama membantu yatim piatu. Dukungan dan kerja sama sangat penting dalam mewujudkan generasi masa depan yang unggul.

"Tidak ada kemenangan tanpa kekuatan dan tidak ada kekuatan tanpa kebersamaan. Mudah-mudahan kita akan bisa menolong dan mengentaskan anak-anak kita itu," tuturnya.(OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya