Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) kembali menyelenggarakan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National Schools Debating Championship (NSDC).
Dua ajang talenta ini merupakan ajang katalis yang sangat penting untuk melatih dan memberikan pengalaman para siswa berbakat dalam mengaktualisasikan prestasinya di bidang debat.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Puspresnas Asep Sukmayadi dalam pembukaan yang dilakukan secara daring di Bandung, Senin (4/10) mengatakan LDBI dan NSDC ini telah diselenggarakan secara rutin lebih dari satu dekade.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, analitis, konstruktif, dan responsif terhadap isu-isu aktual yang sedang berkembang, baik nasional maupun internasional.
baca juga: Waspada Hoaks, Kominfo Ajak Masyarakat Lebih Kritis
Selain itu, melalui ajang ini juga diharapkan agar secara konsisten berafiliasi untuk berpartisipasi di ajang debat bahasa Inggris internasional.
"Dengan ajang ini kita juga bisa temukan talenta-talenta terbaik yang mumpuni yang kita bisa siapkan untuk berlaga di kancah internasional. Dan membawa nama baik Indonesia sebagaimana setiap tahun secara konsisten kita ikuti," kata Asep.
Pada tahun ini, LDBI dan NSDC mengusung tema Speak of Your Mind, Speak for Indonesia. "Ini adalah satu tema yang mengharu-biru, mendorong semangat dari adik-adik semua untuk terus bisa berbicara dengan argumentasi yang baik untuk Indonesia," imbuh Asep.
Dalam kesempatan yang sama, Suhartono Arham, Direktur Sekolah Menengah Atas (SMA) mengapresiasi penyelenggaraan LDBI dan NSDC. Menurutnya, walaupun dilakukan secara virtual namun dua ajang ini tetap menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas, bagi para generasi muda, khususnya pelajar di jenjang SMA.
"Keempat kecakapan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi era digital dan era 5.0, di mana tekanan bukan lagi kepada teknologi tetapi kepada human society. Yaitu manusia menjadi komponen utama yang mampu menciptakan nilai baru dan mampu meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia serta masalah ekonomi di kemudian hari," jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan Suhartono, metode debat yang yang terus diasah dapat menjadikan para peserta menjadi pribadi yang terasah dalam berpendapat, menyaring informasi dengan baik, dan memahami permasalahan dari segala sisi.
Keahlian berpikir akan menghindarkan diri dari menghakimi suatu permasalahan secara sepihak, sekaligus melatih pola pikir untuk menerima perbedaan pendapat. "Ini adalah salah satu contoh karakter kebinekaan global. Seperti yang kita ketahui bersama, tokoh-tokoh hebat dunia juga lahir dari komunitas debat," imbuh Suhartono.
Suhartono juga menyampaikan agar peserta LDBI dan NSDC mengikuti seluruh rangkaian dengan menjunjung tinggi kejujuran, sportivitas, dan integritas.
"Lakukan semuanya dengan ikhlas, jangan melakukan suatu pekerjaan yang didasari dengan niat mencari perhatian atau mendapatkan pujian, lakukanlah dengan niat baik dan ketulusan," ucapnya.
Salah satu juri inti LDBI, Citra Dewi Hernia mengatakan pelaksanaan lomba dilakukan secara daring. Di tingkat nasional ini, Citra menyebut akan ada 35 tim untuk babak eliminasi, dan 16 tim untuk di perempatfinal. Kemudian dari perempat final akan diseleksi menjadi delapan tim yang masuk semifinal. Dari delapan tim akan diseleksi lagi menjadi empat tim yang setelahnya akan didapat dua tim berlaga di final.
Citra menambahkan, dalam lomba ini hanya akan ada satu tim yang jadi pemenang. Namun demikian, ada penghargaan khusus untuk 15 pembicara terbaik secara individu, yaitu kategori setingkat emas (ranking 1-5), setingkat perak (ranking 6-10) dan setingkat perunggu (ranking 11-15).
Dalam acara pembukaan ini turut hadir perwakilan peserta yang akan bertanding. Ribka Nevi Erika, salah satu delegasi dari Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Kuala Lumpur mengatakan, berbagai persiapan dilakukannya untuk mengikuti lomba ini. "Saya dan tim menjadikan latihan sebagai rutinitas. Di samping itu kita juga membaca berita, nonton film dan latihan berpikir kritis," ujarnya.
LDBI dilaksanakan sejak 3-9 Oktober 2021 dengan peserta 3.207 siswa. Sedangkan NSDC dilakukan secara pararel mulai tanggal 11-17 Oktober 2021 diikuti oleh 2.150 siswa dari 34 provinsi dan 7 SILN.
SILN yang mengikuti LDBI dan NSDC tingkat provinsi yaitu SILN Singapura, Kinabalu dan Kuala Lumpur-Malaysia, Bangkok-Thailand, Cairo serta Riyadh dan Jeddah-Arab Saudi. Siswa SILN yang lolos ke tingkat nasional berasal dari Kuala Lumpur, Riyadh dan Jeddah. Dari seleksi tingkat provinsi, dipilih sebanyak 105 siswa untuk melanjutkan kompetisi setiap ajang, baik LDBI dan NSDC. (N-1)
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Melalui perhelatan tersebut Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbud-Ristek berhasil menunjukkan capaian baik dari karya artistik anak bangsa.
Modena juga telah berupaya untuk mengintegrasikan praktik-praktik bisnis berkelanjutan dengan berinvestasi di berbagai program pengembangan sumber manusia dan pemanfaatan teknologi.
FHI menjadi wadah bagi warga negara asing untuk mengasah kemahiran dan kreativitas mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia. Puncak FHI 2024 yang berlangsung meriah pada Jumat (30/8) di Bali
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved