Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bayi Kembar Siam Abdullah-Ibrahim Masih Jalani Perawatan di RSCM

Atalya Puspa
04/10/2021 15:00
Bayi Kembar Siam Abdullah-Ibrahim Masih Jalani Perawatan di RSCM
Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti(Metro TV)

BAYI kembar siam asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, bernama Abdullah dan Ibrahim masih menjalani perawatan seusai operasi pemisahan dada dan perut (thoracoabdominophagus) pada 14 September 2021 lalu.

"Operasi telah berhasil dilakukan dan saat ini bayi kembar siam dalam masa perawatan," kata Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti di Gedung RSCM, Jakarta Pusat, Senin (4/10).

Selama menjalani perawatan pascaoperasi, kata Lies, pihaknya juga memberikan fisopterapi dan perbaikan gizi agar organnya bisa berfungsi dengan baik.

Menurutnya, operasi bayi Abdullah dan Ibrahim baru dilakukan saat keduanya berusia 1 tahun 8 bulan karena kendala jarak dan rujukan.

"Karena pasien ini dari Kalimantan dan terkendala rujukan saat pandemi. Sebenarnya kita memang bisa kerjakan lebih awal," ungkap dia.

Diketahui, operasi Abdullah dan Ibrahim dilakukan dengan melibatkan 28 dokter dari 11 disiplin dalam waktu 10 jam. Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang RSCM Sumariyono mengungkapkan, ada sejumlah tahapan harus dilakukan dalam melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam.

"Kita harus melihat kondisi pasien yang komperhensif dari semua sisi. Klinis pemeriksaan penunjang, dilakukan evaluasi mengenai fungsi organ dan di mana saja daerah yang menjadi satu," beber Sumariyanto.

Sementara itu, dokter Spesialis Bedah Umum RSCM Tri Hening Rahayatri mengungkapkan, dalam kasus Abdullah dan Ibrahim, organ yang menjadi satu ialah hati dan tulang dada. Dalam proses operasi, tuturnya, tidak ada kendala yang berarti dalam proses pemisahan bayi tersebut.

"Namun, setelah dipisah dada, kita harus lakukan rekontruksi. Proses ini cukup ribet, jadi kita bedah toraks dan plastik untuk melakukan penutupan dinding dada. Ada alat yang dipasang untuk menjadi dinding dada dari pasien ini," beber dia. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya