Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani menagih komitmen sejumlah negara yang terlibat dalam Paris Agreement agar segera menunjukkan hasilnya.
Pasalnya, sejak ditandatangani pada 2016, upaya melawan perubahan iklim hanya menghasilkan kebisingan tanpa buah yang manis. Hal itu disampaikan Ani, sapaan akrabnya, dalam Asia House Conference bertema The Role of Green Finance in Delivering Southeast Asia's Sustainablity Goals secara virtual, Kamis (30/9).
Baca juga: Presiden Jokowi Pastikan Rehabilitasi Mangrove Jadi Prioritas
Adapun pernyataan Bendahara Negara muncul, karena banyak pertanyaan ditujukan kepada Indonesia, namun tanpa solusi atau dukungan nyata. "Jangan biarkan Indonesia mengerjakan pekerjaan rumahnya dan kemudian global hanya datang dari pertemuan maupun pidato," pungkas Ani.
Lebih lanjut, dia berpendapat upaya melawan perubahan iklim membutuhkan dana yang besar. Dengan keterbatasan anggaran, Indonesia berupaya menjalankan komitmen dalam Paris Agreement. Apalagi Indonesia memiliki misi prioritas lain, seperti pembangunan infrastruktur.
Kemudian, penyediaan air bersih layak konsumsi, transformasi kesehatan, hingga mendorong mutu pendidikan nasional. "Jadi, ini menjadi sesuatu yang kita akan tetap biayai (melawan perubahan iklim), dengan biaya yang terjangkau. Kita transformasi dengan manfaatnya ini akan dinikmati semua orang, terutama yang prasejahtera," tuturnya.
Baca juga: Pembiayaan Mitigasi Perubahan Iklim Butuh Kolaborasi Internasional
"Tapi, kami secara alami akan berpartisipasi (menjalankan komitmen Paris Agreement). Kami selalu berdiskusi dan saya tidak malu untuk menjelaskan berapa banyak yang kami mampu," imbuh Ani.
Diketahui, melalui Paris Agreement, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon hingga 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan internasional pada 2030. Komitmen itu kemudian dituangkan dalam UU Nomor 16 Tahun 2016.(OL-11)
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
PBSI membidik satu gelar juara pada Kejuaraan Dunia 2025 yang akan berlangsung 25–31 Agustus di Adidas Arena atau Arena Porte de La Chapelle, Paris, Prancis.
PERAHU naga berhasil meraih tiga medali emas untuk Indonesia dalam ajang The World Games Chengdu 2025. Adapun yang terbaik yakni nomor 10-seater 500 meter, Minggu (10/8) waktu setempat
Kepala Negara mengingatkan bahwa meskipun Indonesia tidak menyukai perang, realitas menunjukkan konflik bersenjata terjadi di berbagai belahan dunia.
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan pemerintah Indonesia akan memilih jalur diplomasi dalam menyelasaikan sengketa Laut Ambalat yang diklaim pemerintah Malaysia.
Restu presiden tersebut juga diberikan setelah banyak negara meminta Indonesia untuk terlibat dalam menjaga perdamaian di Gaza.
dengan kesepakatan dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), tidak ada lagi hambatan ekspor sawit Indonesia ke pasar Eropa
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved