Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ingin menjadi organisasi kelas dunia. Hal itu diutarakan Kepala BMKG Dwikorita Karnawasti dalam gelaran 16th Annual Indonesia–US BMKG-National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Partnership Workshop.
“Salah satu prioritas kami, menjadikan BMKG sebagai organisasi kelas dunia,” ujar Dwikorita dalam keterangan resmi, Kamis (30/9).
Melalui kerja sama tersebut, Dwikorita berharap BMKG dapat sejajar dengan pusat iklim global lainnya. Harapan tersebut muncul karena Indonesia berada di kolam hangat Samudra Hindia dan Pasifik Barat. Dengan posisi ini, Indonesia memainkan peran penting dalam pemantauan cuaca dan iklim global.
Baca juga: BMKG: Waspada Gelombang Sangat Tinggi Hingga 6 Meter
“Sebagai negara kepulauan, persebaran daratan-laut dan topografi yang kompleks membuat prediksi bencana menjadi tantangan bagi Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Dwikorita menilai prediksi cuaca ekstrem dengan siklus diurnal, sistem cuaca sinoptik, Osilasi Madden-Julian (MJO), El Nino dan monsun, memberi manfaat bagi kesejahteraan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Selain cuaca ekstrem, Indonesia juga merupakan kawasan rawan gempa. Posisi Indonesia di perbatasan tiga lempeng tektonik utama dunia, yakni India-Australia, Eurasia dan Pasifik. “Oleh karena itu, negara kita juga sangat rawan terhadap kejadian tsunami,” pungkas Dwikorita.
Pihaknya berharap sebagai bagian dari komunitas cuaca dan iklim global, BMKG dapat berkontribusi pada program terkoordinasi di seluruh dunia. “Kolaborasi dengan NOAA adalah salah satu cara kami untuk memainkan peran ini,” sambung dia.
Pada workshop tahun ini, tema Sub-seasonal to Seasonal Forecast: Detecting Extreme Weather Events at Climate Scale menjadi sorotan penting. Tema ini ingin menegaskan semangat BMKG dalam mengabdi kepada negara dan mendukung program pemerintah untuk kesejahteraan bangsa.
Baca juga: Perubahan Iklim Berpotensi Picu Migrasi Internal 216 juta Orang
Informasi skala waktu sub-musim hingga musiman sangat dibutuhkan di berbagai sektor. Khususnya, pengurangan risiko bencana hidrometeorologi terkait cuaca ekstrem, pertanian, energi, hingga ketahanan pangan. Akurasi prakiraan cuaca sangat penting untuk memastikan kebijakan pemerintah.
Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyapaikan terima kasih kepada NOAA, karena turut membatu penanganan isu pandemi covid-19. Selain menggunakan data dari Facebook, Google dan NASA, pemerintah juga menggunakan data NOAA untuk membuat strategi penanganan covid-19.
“Pemerintah Indonesia berterima kasih kepada NOAA. Tidak hanya perubahan iklim, NOAA juga membantu penanganan covid-19,” tutur Luhut.(OL-11)
Ketinggian gelombang terjadi di perairan Jawa Tengah tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
"Tim melalukan pemantauan sekaligus menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,"
Badan Meteorologi BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Minggu, 13 Juli 2025.
Program 100 Hari Pramono – Rano, salah satunya adalah program pengerukan sungai untuk penanganan banjir.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Kabar gembira datang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Pencairan gletser akibat perubahan iklim terbukti dapat memicu letusan gunung berapi yang lebih sering dan eksplosif di seluruh dunia.
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Dalam serangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari tersebut, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong perubahan nyata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved