Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SEJAK pertengahan Juli, gerakan Teman Bantu Teman yang diinisiasi para pekerja perbukuan dan para penulis telah rutin menyalurkan dukungan bagi sejawat mereka yang terdampak pandemi. Gerakan ini pun meluncurkan program lanjutan, Festival Bantu Teman. Rangkaian program yang dilaksanakan secara daring pada 14-18 September ini mengajak 70 pekerja buku, seniman, musisi, pembuat film, dan jurnalis mengisi 20 sesi panel festival.
Tema yang dibicarakan seputar penerbitan, penerjemahan, kepenulisan, ekonomi kreatif, lintas media, serta media baru. Nantinya, para peserta yang ingin mengakses panel-panel diskusi dan pertunjukan di festival diperkenankan untuk mengambil paket donasi.
Tersedia dua paket donasi yang disediakan, yakni paket terusan Rp350 ribu untuk seluruh sesi dalam 5 hari dan paket harian Rp100 ribu untuk 4 sesi. Semua donasi atau uang yang masuk tersebut akan disalurkan kepada pekerja buku yang terdampak pandemi.
“Festival ini bisa menjadi semacam awal yang baik dan bisa direplikasi semakin banyak. Saya rasa, kalau melihat jumlah festival sastra di Indonesia, ini tidak mencukupi. Nantinya itu juga bisa membantu finansial orang-orang yang bekerja di perbukuan, akan makin banyak organisator, pembicara, acara festival,” kata penulis Eka Kurniawan dalam temu media Festival Bantu Teman, Jumat (10/9).
Eka juga melihat kecenderungan yang muncul pada masa pandemi ialah kehadiran kelas-kelas yang diampu oleh para penulis. Menurutnya, itu cukup baik sebagai salah satu alternatif cara bertahan di tengah situasi krisis.
Penulis dan musisi Reda Gaudiamo, yang turut mengisi panel di Festival Bantu Teman, menambahkan bahwa keikutsertaannya dalam festival itu sebagai salah satu cara untuk membantu sesama pekerja di dunia perbukuan. “Saya dibantu teman untuk bisa seperti sekarang. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak membantu teman,” kata Reda. (Jek/M-4)
Biodata:
Teman Bantu Teman
Bergerak sejak pertengahan Juli 2021.
Menginisiasi donasi yang disalurkan kepada para pekerja perbukuan.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Prof Agus telah menulis dan menerbitkan 11 buku yang membahas berbagai topik seputar politik, keamanan, dan hubungan internasional.
Sutradara kondang Hanung Bramantyo kembali menunjukkan produktivitasnya dengan menghadirkan dua film pada Februari ini.
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Kelima Penulis dongeng Indonesia ini menghasilkan karya legendaris yang menghibur sekaligus mendidik.
Han Kang, yang kini berusia 53 tahun, sebelumnya dikenal luas berkat karyanya The Vegetarian, yang memenangkan Man Booker International Prize pada 2007.
Penamuda mengundang para penulis untuk berkolaborasi menulis buku dengan beragam tema.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved