Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENULIS asal Korea Selatan (Korsel), Han Kang, telah dianugerahi Hadiah Nobel Sastra, sebuah pencapaian yang menjadikannya sebagai penulis 'Negeri Ginseng' pertama yang menerima penghargaan bergengsi tersebut.
Han, yang kini berusia 53 tahun, sebelumnya dikenal luas berkat karyanya The Vegetarian, yang memenangkan Man Booker International Prize pada 2007.
Karyanya tersebut mendapat pujian sebagai "prosa puitis yang intens" yang mengungkap trauma sejarah dan menggambarkan kerapuhan kehidupan manusia.
Baca juga : Karya Jon Fosse Paling Banyak Dipentaskan di Benua Biru
Sejak pertama kali dianugerahkan pada 1901, Hadiah Nobel Sastra telah diberikan kepada sejumlah tokoh sastra terkemuka di dunia, dan Han menjadi perempuan ke-18 yang menerima penghargaan ini.
Selain itu, ia juga berhak atas hadiah uang sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp16,5 miliar), yang diberikan kepada setiap penerima Hadiah Nobel tahun ini.
Han dikenal sebagai sosok yang berkomitmen pada seni dan musik, dengan karya-karyanya yang melampaui batasan genre dan mengeksplorasi tema-tema kompleks seperti kekerasan, kesedihan, dan patriarki.
Baca juga : Pemenang Nobel Sastra Jon Fosse: Menulis Selamatkan Nyawa
Kemenangan Man Booker International Prize pada 2016 untuk novel The Vegetarian menjadi titik balik dalam kareir Han. Meskipun buku tersebut diterbitkan hampir satu dekade sebelumnya, popularitasnya meningkat setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 2015 oleh Deborah Smith.
Buku The Vegetarian menceritakan kisah seorang perempuan yang menghadapi konsekuensi brutal karena menolak mengikuti norma-norma sosial tentang asupan makanan.
Selain The Vegetarian, karya-karya lain Han yang menonjol termasuk The White Book, Human Acts, dan Greek Lessons.
Baca juga : Jon Fosse, Sastrawan Berani Asal Swedia
Menurut Mats Malm, Sekretaris Tetap Akademi Swedia, pada upacara penyerahan penghargaan, Han "tidak benar-benar siap" untuk menerima penghargaan tersebut.
Ketua komite Nobel, Anders Olsen, juga menyoroti bagaimana Han dalam setiap karyanya berhasil menggambarkan trauma sejarah dan memperlihatkan kerapuhan kehidupan manusia.
Olsen juga memuji "gaya puitis dan eksperimental" Han, dan menyebutnya sebagai "inovator dalam prosa kontemporer." Ia menambahkan bahwa Han memiliki "kesadaran unik tentang hubungan antara tubuh dan jiwa, serta antara kehidupan dan kematian."
Baca juga : Peraih Nobel Annie Ernaux Kutuk Pelecehan Polisi Prancis kepada Demonstran Macron
Han adalah perempuan pertama yang menerima Nobel Sastra sejak 2022, saat penghargaan tersebut diberikan kepada penulis Prancis, Annie Ernaux.
Ia juga menjadi penerima Nobel perempuan pertama tahun ini.
Penghargaan Nobel Sastra tidak diberikan hanya untuk satu karya tertentu, melainkan untuk kontribusi keseluruhan seorang penulis, yang membuat pemenangnya sulit diprediksi karena tidak ada daftar pendek calon penerima.
Han, yang merupakan putri dari novelis Han Seung-won, lahir di Gwangju, Korea Selatan. Ia pindah ke Seoul saat masih muda dan melanjutkan pendidikan di bidang sastra Korea di universitas setempat.
Karya pertamanya adalah lima puisi yang diterbitkan pada 1993, disusul dengan debut fiksinya setahun kemudian lewat cerita pendek. Han
kini telah menerbitkan karya-karyanya dalam lebih dari 30 bahasa, dan saat ini ia mengajar penulisan kreatif di Seoul Institute of the Arts sembari menulis novel keenamnya.
Pemenang Hadiah Nobel Sastra tahun lalu adalah Jon Fosse, penulis asal Norwegia, sedangkan pemenang Nobel sebelumnya termasuk tokoh-tokoh besar seperti Toni Morrison, Doris Lessing, Kazuo Ishiguro, Gabriel Garcia Marquez, dan Bob Dylan. (bbc/Z-1)
PEMENANG Hadiah Sastra Nobel Jon Fosse memberikan pidato penerimaan yang penuh makna di Stockholm pada hari Kamis (7/12). Fosse keyakinannya bahwa menulis dapat menyelamatkan nyawa.
HADIAH Nobel Sastra 2023 dimenangkan oleh penulis drama asal Norwegia Jon Fosse. Karyanya termasuk yang paling banyak dipentaskan dibandingkan penulis drama kontemporer mana pun di Eropa.
HADIAH Nobel Sastra 2023 telah dianugerahkan kepada novelis sekaligus dramawan asal Norwegia Jon Fosse. Karya-karyanya menyuarakan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan.
Merayakan 83 tahun penyair Joseph Brodsky lewat analisis puisi Cinta yang bersifat autobiografi dan bersimbol filosofis.
PERAIH Nobel Sastra 2022 Annie Ernaux mendukung penyelidikan empat siswi yang dilecehkan oleh polisi di kota Nantes, saat mengikuti demonstrasi penolakan reformasi pensiun.
Prof Agus telah menulis dan menerbitkan 11 buku yang membahas berbagai topik seputar politik, keamanan, dan hubungan internasional.
Sutradara kondang Hanung Bramantyo kembali menunjukkan produktivitasnya dengan menghadirkan dua film pada Februari ini.
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Kelima Penulis dongeng Indonesia ini menghasilkan karya legendaris yang menghibur sekaligus mendidik.
Penamuda mengundang para penulis untuk berkolaborasi menulis buku dengan beragam tema.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved