Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
FAKULTAS Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) melakukan sejumlah terobosan agar sains dapat semakin disenangi masyarakat.
“Kami berusaha menyajikan sains dengan cara-cara menyenangkan. Untuk tahap awal, kami memberikan edukasi untuk jenjang perguruan tinggi dahulu. Ke depan, kami akan membuat konten serupa untuk peserta didik PAUD hingga jenjang SMA,” ujar Wakil Dekan FMIPA UI Bidang Sumber Daya Ventura, dan Administrasi Umum Yoki Yulizar dalam taklimat media secara virtual di Jakarta, Rabu (18/8).
Dia menambahkan, untuk tahap awal, konten-konten pembelajaran sains diberikan untuk mendukung pendidikan jarak jauh (PJJ) jenjang pendidikan tinggi. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengakses pembelajaran secara asinkronous yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
“Dalam waktu tidak terlalu lama, sebagai bagian pengabdian pada masyarakat kami akan menghadirkan konten-konten sains yang menarik baik dalam bentuk video, modul maupun podcast. Sehingga sains tidak lagi menjadi pelajaran yang menakutkan tetapi menyenangkan,” terang dia.
Yoko menambahkan, revitalisasi itu merupakan wujud inovasi untuk membawa FMIPA UI pada persaingan di era digital dalam penyajian konten baik secara visual, penataan segmentasi, dan ragam informasi. Pembaruan tampilan telah diadaptasi dari perilaku pengakses informasi yang telah berubah. Melalui tampilan baru tersebut, ia berharap penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan mudah melalui berbagai perangkat.
Baca juga : PPKMB UNJ Digelar Bersama Pekan Sains-Teknologi-Akuntansi Mahasiswa UNJ
Dia menambahkan hal itu merupakan bagian dari revitalisasi laman FMIPA UI. Pihak FMIPA UI secara resmi meluncurkan tampilan laman website baru yang lebih user friendly, komprehensif, dan kekinian dengan mengusung konsep clean, clear, dan compact.
Revitalisasi tersebut dilakukan untuk mempermudah para pengakses agar dapat lebih mudah dan cepat dalam menemukan informasi terkini di FMIPA UI melalui berita, laman media sosial, juga agenda kegiatan.
Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswa, Dr Techn Djoko Triyono MSi, mengatakan revitalisasi laman tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di FMIPA UI.
Djoko menjelaskan laman tersebut merupakan rumah virtual bersama bagi para sivitas, alumni, user, mitra, dan stakeholder, yang memuat berbagai informasi di lingkungan FMIPA UI.
“Setelah dilakukan perbaikan pada tampilan website sebelumnya, kami menilai perlu untuk dilakukan beberapa penekanan khususnya pada fitur-fitur yang mencerminkan kondisi yang berkembang saat ini,” kata Djoko/ (Ant/OL-7)
UNIVERSITAS Indonesia (UI) menuai sorotan dari masyarakat setelah mengundang Peter Berkowitz, peneliti dari Stanford University dan menimbulkan kontroversi,
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tidak mau memberikan komentar mengenai diundangnya akademisi Peter Berkowitz ke Universitas Indonesia (UI).
Achmad menekankan bahwa UI bebas berdiskusi dengan siapa saja di forum kritis yang tepat, dengan kurasi dan counter-speech yang memadai.
Permintaan maaf itu disampaikan setelah muncul gelombang kritik di media sosial terhadap UI yang mengundang Berkowitz dalam acara PSAU pada 23 Agustus 2025.
Baitul Maqdis Institute menyatakan keprihatinan atas diundangnya akademisi Peter Berkowitz, sosok pro-Israel.
UI menyampaikan tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Pelajari arti sains, fungsi, dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Pahami pentingnya sains dengan bahasa sederhana!
PERAIH Nobel Fisika 2011, Profesor Brian Schmidt, mengungkapkan bahwa masa depan pertumbuhan Indonesia sangat bergantung pada kemampuan membangun ekosistem sains dan teknologi.
“Jadi dalam sains, duplikasi yang dimaksud bisa bekerja pada topik yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda,”
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved