Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Undang Profesor Pro Zionis, UI Minta Maaf dan Sampaikan Klarifikasi

Bimo Aria Seno
24/8/2025 17:27
Undang Profesor Pro Zionis, UI Minta Maaf dan Sampaikan Klarifikasi
UI berikan klarifikasi soal akademisi pro zionis(Doc Universitas Indonesia)

UNIVERSITAS Indonesia (UI) menyampaikan klarifikasi permohonan maaf atas polemik yang muncul akibat mengundang pembicara yang kontroversial dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI yang diselenggarakan pada 23 Agustus 2025. UI menegaskan komitmennya untuk lebih berhati-hati dalam memilih mitra akademik kedepannya.

Adapun polemik ini bermula dari akun media sosial X @kastratofe, yang mengidentifikasi salah seorang pembicara tamu yang diundang UI, Prof Peter Berkowitz (The Hoover Institutions - University of Stanford), sebagai "seorang zionis dan pembela genosida Israel." Hal ini memicu amarah publik karena UI dinilai tidak sensitif sama sekali terhadap isu kemanusiaan global yang sedang terjadi di Palestina.

Dalam klarifikasinya, UI menyampaikan tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang terus memperjuangkan agar penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, termasuk terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan yang dilakukan Israel. Dan UI mendukung penuh Kemerdekaan bagi bangsa Palestina.

UI juga menegaskan bahwa orasi yang disiapkan dalam kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk memberikan perspektif dari figur institusi terkemuka di dunia dalam bidang Sosial Humaniora dan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Saat pemilihan kandidat pembicara, UI awalnya menilai bahwa Berkowitz adalah di antara nama-nama terbaik dari luar negeri.

Tidak ada maksud lain dalam mengundang tokoh tersebut untuk berorasi dan tidak dimaksudkan sama sekali untuk tujuan politik, melainkan murni hanya untuk kepentingan akademik, jelas UI dalam klarifikasinya. Meskipun demikian, UI memahami reaksi dan keprihatinan publik yang muncul dan berkomitmen menjadikan kasus ini sebagai bentuk pembelajaran.

Untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan. UI dengan tegas menyatakan akan terus berkomitmen sesuai dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghapus penjajahan.

Sebagai langkah kedepan, UI juga berjanji akan memperbaiki tata Kelola Universitas, serta menjamin agar iklim kebebasan akademik dan demokrasi tetap terawat dengan baik.

Sumber: siaran pers Universitas Indonesia

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya