Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Alasan di Balik Kontroversi Kehadiran Peter Berkowitz ke UI, Gencar Dukung Aksi Israel

Khoerun Nadif Rahmat
25/8/2025 16:40
Alasan di Balik Kontroversi Kehadiran Peter Berkowitz ke UI, Gencar Dukung Aksi Israel
Klarifikasi UI soal Peter Berkowitz.(Dok. Instagram UI)

UNIVERSITAS Indonesia (UI) menuai sorotan dari masyarakat setelah mengundang Peter Berkowitz, peneliti dari Stanford University, untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Program Pascasarjana UI (PSAU) di Kampus UI, Depok, Sabtu (23/8).

Berkowitz dikenal sebagai keturunan Yahudi yang kerap menyatakan dukungan terhadap Israel, salah satunya melalui buku Israel and The Struggle Over the International Laws of War.

Ia kembali menyoroti negara Yahudi itu melalui buku terbarunya, Explaining Israel: The Jewish State, the Middle East, and America.

Berkowitz pernah menjabat sebagai Direktur Policy Planning Staff Departemen Luar Negeri AS, Sekretaris Eksekutif Komisi Hak yang Tak Dapat Dicabut, dan Penasihat Senior Menteri Luar Negeri AS pada 2019–2021.

Ia juga menerima Bradley Prize pada 2017 dan aktif menulis opini sebagai kolumnis di RealClearPolitics. Dalam 40 kolomnya antara 2014–2024, ia menjelaskan dinamika Israel melalui ulasan peristiwa, analisis ide, serta konteks geopolitik global.

Dikutip dari Hoover Institution, dalam Explaining Israel: The Jewish State, the Middle East, and America, Berkowitz memanfaatkan keragaman masyarakat dan aspirasi Israel untuk mengupas politik dalam negeri, isu diplomatik dan keamanan, serta dinamika demokrasi satu-satunya di Timur Tengah yang menjamin hak-hak warganya.

Buku itu menyoroti prestasi dan kegagalan Israel, sumber kohesi politik, faktor yang memecah belah, serta peluang dan ancaman yang dihadapinya.

Analisis Berkowitz menyoroti dua krisis besar Israel pada 2023. Pertama, kontroversi reformasi peradilan luas dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Januari yang memicu protes massal. Kedua, serangan Hamas pada 7 Oktober yang didukung Iran, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 warga, menjerumuskan Israel dalam konflik di tujuh front melawan Iran dan sekutunya.

Esai-esai dalam buku itu menggambarkan pencapaian Israel, penderitaan yang dialami, serta ketahanan bangsa tersebut dalam mempertahankan identitas Yahudi, kedaulatan, dan sistem demokrasi di kawasan yang strategis bagi kepentingan Amerika Serikat. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya