Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TEKNOLOGI Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan akan kembali dilaksanakan pada 14 Agustus 2021 mendatang.
"TMC akan mulai pada 14 Agustus. Karena pesawat baru siap di tanggal itu," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jon Arifian kepada Media Indonesia, Kamis (12/8).
Adapun, Jon Mengungkapkan rencananya TMC akan dilakukan mulai dari Riau, selanjutnya ke wilayah Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat.
Sebagai informasi, sebelumnya TMC untuk pencegahan karhutla terakhir dilaksanakan pada 3 Juli 2021 lalu di Riau. Adapun, operasi TMC tersebut berhasil menambah 2% curah hujan di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan Indeks ENSO Juli 2021 menunjukkan kondisi netral dan diprakirakan kondisi ini berlangsung hingga awal tahun 2022.
Sebanyak 72% daerah zona musim telah memasuki musim kemarau, hari tanpa hujan berada pada kategori ekstrem panjang terpantau di beberapa daerah seperti NTB dan NTT.
“Bulan Agustus - Oktober 2021 curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia masuk kategori rendah, sedangkan November - Januari 2021 kategori menengah hingga tinggi. Potensi karhutla berada di Sumatera bagian tengah dan sebagian NTB (Nusa Tenggara Barat) dan NTT, (Nusa Tenggara Timur),” jelas Dwikorita.
Berdasarkan pemantauan BMKG pada 28 Juli 2021, BMKG telah mencatat adanya 3 titik panas dengan level high convidence di Riau dan Sumatera Selatan dan 16 titik di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara. Adapun, dalam 10 hari terakhir, jumlah hotspot di Riau berjumlah sebanyak 39 titik dan Kalimantan Barat sebanyak 72 titik.
Untuk itu, mengingat sejumlah wilayah yang telah memasuki musim kemarau dan munculnya titik panas, maka BMKG mengimbau sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan untuk mewaspadai kemuculan karhutla.
Wilayah tersebut ialah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung. Selanjutnya Kalimantan tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Terpisah, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Laksmi Dhewanthi mengungkapkan mengingat titik hotspot saat ini terbanyak terjadi di Provinsi Riau dan Kalimantan Barat, pihaknya akan meningkatkan pemantauan yang lebih ketat dan upaya penanganan yang lebih giat lagi.
“Kegiatan pemadaman darat dalam beberapa minggu terakhir menunjukan Riau dan Kalimantan Barat masih melakukan upaya pemadaman dan terus bersiaga agar tidak ada api yang membesar,” ungkap Laksmi.
Laksmi menambahkan kebakaran yang terjadi di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalbar, Kaltim dan Kaltara juga sudah berhasil dipadamkan, ke depan perlu terus meningkatkan kesiap-siagaan untuk mengantisipasi kejadian karhutla.
“Kita terus mengantisipasi agar luas karhutla pada tahun 2021 ini tidak lebih tinggi dari angka pada tahun 2020 untuk itu kami terus meningkatkan upaya dengan melibatkan berbagai pihak,” jelas Laksmi.
Laksmi menambahkan beberapa upaya yang masih terus dilaksanakan adalah Patroli Mandiri Manggala Agni dan Patroli Terpadu yang terus dilaksanakan di berbagai provinsi rawan karhutla.
Sedangkan upaya TMC perlu terus dilaksanakan di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.TMC telah berhasil meningkatkan jumlah curah hujan dibandingkan dengan jumlah alaminya.
“Di Riau, Kalimantan Barat, Jambi dan Sumatera Selatan juga terus dilaksanakan waterbombing untuk membantu pemadaman darat, jelas Laksmi.
Ia menjabarkan, berkat upaya pencegahan yang dilakukan, terdapat penurunan jumlah hotspot pada 2021 dibanding tahun lalu. Untuk tahun ini sejak Januari hingga Juli 2021 terdapat 684 jumlah titik panas atau menurun sebanyak 32,4% dibanding tahun lalu. (Ata/OL-09))
Kabut asap akibat karhutla mulai menyelimuti Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir.
Even pacu jalur merupakan lomba pacu sampan di Kabupaten Kuansing yang dilaksanakan sejak Mei 2025.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dilakukan bekerja sama dengan BMKG serta TNI AU untuk mempercepat turunnya hujan di wilayah terdampak.
Selain terkendala sumber air, sulitnya pemadaman yang sudah memasuki hari keenam hingga Jumat ini, disebabkan lidah api yang hendak dipadamkan merambat di bawah gambut.
HUJAN deras mendadak mengguyur Kota Pekanbaru sejak sekitar pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB, Jumat (25/7) sore.
Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus.
Daerah perlambatan kecepatan angin atau konfluensi terpantau memanjang dari perairan Barat-Bengkulu hingga Barat-Sumatera Barat, di pesisir selatan Jawa Timur hingga Jawa Tengah
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan
GEMPA bumi bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, pada Rabu (23/7) pukul 21.06 WITA, mengakibatkan tiga rumah warga mengalami kerusakan.
BMKG mencatat sebanyak 11 gempa susulan terjadi setelah gempa utama bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/7) malam.
Poso, Provinsi Sulawesi Tengah diguncang gempa bumi, Kamis (24/7). Gempa bumi itu merupakan gempa dangkal dan tidak berpotensi tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Kamis 24 Juli 2025. Cuaca diperkirakan akan cukup bersahabat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved