Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pekan ASI Sedunia, Kemenkes : Pemberian ASI hingga 9 Bulan Jadi Waktu Terbaik

Zubaedah Hanum
07/8/2021 17:05
Pekan ASI Sedunia, Kemenkes : Pemberian ASI hingga 9 Bulan Jadi Waktu Terbaik
Ilustrasi(Antara)

PEKAN ASI Sedunia yang diperingati pada bulan Agustus merupakan bentuk dukungan untuk para ibu untuk memberikan ASI eksklusif kapan dan di mana saja.

Berdasarkan data Riskesdas, baru sekitar 57% bayi di Indonesia yang mendapatkan inisiasi menyusui dini (IMD) ketika baru lahir dan baru 52% bayi berusia kurang dari enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.

"Rata-rata hanya tiga bulan menyusui secara eksklusif," kata Plt Ditjen Kesmas Kementerian Kesehatan drg Kartini, dalam acara Press Briefing: Peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2021, pekan lalu.

Hal ini sangat disayangkan karena diharapkan para ibu bisa menyusui anak-anaknya setidaknya enam bulan. “Kalau perlu sampai sembilan bulan karena itu merupakan waktu-waktu yang terbaik,” imbuh Kartini.

Ia menyampaikan, air susu ibu adalah suatu anugerah dari Tuhan bagi seorang bayi yang baru lahir. ASI merupakan sumber gizi yang utama bagi seorang bayi. Manfaat ASI bagi bayi diantaranya adalah sebagai sumber makanan yang sangat ideal untuk pencernaan bayi.

Tidah hanya itu, ASI bisa meningkatkan imun karena dalam ASI terdapat zat-zat penting yang mendukung kekebalan tubuh. Selain itu, ASI juga mengandung berbagai hormon yang bisa digunakan untuk pertumbuhan bayi.

“Manfaat ASI juga tidak hanya bermanfaat untuk bayinya saja, bagi ibu menyusui dapat mempercepat penyembuhan rahim ibu setelah mengandung selama sembilan bulan. Dan yang pasti ketika menyusui maka ibu akan cukup sibuk sehingga berat badan normal bisa cepat kembali,” ujar Kartini.

Sejumlah ibu mengatakan, ASI miliknya sulit keluar atau jumlahnya sangat sedikit. Dalam menjawabnya, Kartini menegaskan bahwa 12 minggu sebelum kelahiran, tubuh ibu kelenjar asinya sudah dipersiapkan untuk menghasilkan ASI dan 72 jam pasca persalinan ASI sudah diproduksi meskpun memang tidak banyak karena kapasitas perut bayi pun masih terbatas,” ujarnya.

Namun, jika ibu memberikan ASI secara rutin pada bayi maka semakin hari produksi ASI pun akan bertambah sesuai dengan kebutuhan dari bayinya.

Kartini melanjutkan, salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk pemberian ASI eksklusif adalah adanya peraturan tentang hak ibu menyusui di Indonesia, termasuk penyediaan ruang menyusui di tempat umum seperti perkantoran. Tidak hanya itu, menyusui juga bisa berdampak pada negara. Menurut drg. Kartini, dampak dari menyusui akan besar bagi negara. Mulai dari angka kematian ibu dan bayi yang menurun, mencegah stunting, dan yang paling penting meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. (Medcom.id/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya