Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DUA puncak hujan meteor akan terjadi pada 28-29 Juli 2021, yakni Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.
Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang mengatakan puncak dari kedua hujan meteor itu terjadi pada 28 Juli 2021 pukul 10:00 WIB/11:00 WITA /12:00 WIT.
"Sehingga dapat disaksikan sejak 28 Juli pukul 19.45 WIB/WITA/WIT dari arah Timur-Tenggara hingga 29 Juli pukul 05.30 WIB/WITA/WIT dari arah Barat-Barat Daya," katanya seperti dikutip dari Antara..
Menurut Andi, masyarakat dapat melihat fenomena tersebut tanpa alat bantu optik apapun, dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apapun di sekitar medan pandang. "Butuh kesabaran untuk menantikan kedua hujan meteor ini mengingat intensitas yang relatif sedikit," ujarnya.
Ia menjelaskan, hujan meteor Alfa Capricornid dinamai berdasarkan titik radian atau titik awal kemunculan hujan meteor yang terletak di bintang Alfa Capricorni (Algedi) konstelasi Capricornus.
Hujan meteor Alfa Capricornid sudah aktif sejak 3 Juli dan berakhir pada 15 Agustus. Hujan meteor Alfa Capricornid terbentuk dari sisa debu komet 169P/NEAT.
Sementara itu, hujan meteor Delta Aquarid dinamai berdasarkan titik radian yang terletak di bintang Delta Aquarii (Skat) konstelasi Aquarius.
Hujan meteor Delta Aquarid diduga terbentuk dari sisa debu komet 96P/Machholz. Delta Aquariid aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus dan ketampakan terbaik saat sebelum fajar astronomis sekitar pukul 03.00 sampai 04.00 WIB/WITA/WIT).
Intensitas maksimum hujan meteor Delta Aquarid untuk Indonesia sekitar 14-15 meteor/jam dengan kelajuan mencapai 147.600 km/jam.
Sedangkan, intensitas maksimum hujan meteor Alfa Capricornid lebih kecil dibandingkan dengan Delta Aquarid, yakni hanya lima meteor/jam. Selain itu, kelajuan komet Capricornid lebih lambat dari Delta Aquarid yakni sebesar 86.400 km/jam.
Waktu terbaik
Andi menuturkan warga dapat mengabadikan dua puncak hujan meteor ini dengan menggunakan kamera baik DSLR maupun ponsel selama mendukung moda bukaan panjang (long exposure).
"Hujan meteor memang optimal diamati sebelum tengah malam saat Bulan masih memasuki fase Sabit Awal dan setelah malam saat Bulan sudah memasuki fase Sabit Akhir," tuturnya.
Di samping itu juga, lamanya waktu pemotretan akan mempengaruhi kualitas hasil gambar yang diperoleh.
Andi mengatakan cahaya bulan dapat mengganggu pengamatan kedua hujan meteor itu. Oleh karenanya, warga tidak dapat menyaksikan maupun mengabadikan kedua hujan meteor tersebut ketika intensitasnya maksimum secara optimal dikarenakan saat puncak hujan meteor masih memasuki fase Bulan Susut. (H-2)
Penemuan objek antarbintang 3I/ATLAS memunculkan kembali spekulasi kontroversial: mungkinkah ini bukan sekadar komet, melainkan teknologi luar angkas yang disamarkan
Mengapa luar angkasa hampa udara? Temukan penjelasan ilmiah tentang kondisi vakum di luar angkasa, efek gravitasi, dan ekspansi alam semesta dalam artikel lengkap ini.
Sinyal radio tak biasa yang muncul dari bawah es Antartika tengah membingungkan para ilmuwan fisika partikel. Temuan ini berasal dari pengamatan Antarctic Impulsive Transient Antenna (ANITA)
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
LUAR angkasa menjadi salah satu simbol imajinasi yang tanpa batas sekaligus mengajak kita untuk bermimpi lebih tinggi.
Tata surya kini kedatangan tamu tak diundang yang sedang bergerak cepat menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita.
Fenomena cahaya hijau yang berdenyut di langit timur laut AS dan Kanada pada 1 Februari ternyata berasal dari meteor bolide, menurut American Meteor Society (AMS).
Meteor yang jatuh ke Bumi memicu perdebatan soal kepemilikan, dengan banyak negara menerapkan hukum yang berbeda tentang siapa yang berhak atas batu ruang angkasa itu.
ASTRONOM Jepang, Daichi Fuji berhasil merekam sebuah kilatan cahaya terang yang diperkirakan berasal dari sebuah meteor yang menghantam permukaan Bulan.
Kilatan terang ini terjadi karena Bulan hampir tidak memiliki atmosfer. Tanpa atmosfer, objek yang menghantam Bulan tidak melambat dan tetap bergerak dengan kecepatan tinggi.
HUJAN meteor Geminid merupakan salah satu fenomena langit yang paling dinantikan setiap tahunnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved