Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Luhut Tekankan Pentingnya Posisi RI dalam KTT G20 di Naples, Italia

Insi Nantika Jelita
22/7/2021 10:10
Luhut Tekankan Pentingnya Posisi RI dalam KTT G20 di Naples, Italia
COP26 UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB) Glasgow dan menuju penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada 2022.(Dok.COP)

MENKO Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya posisi Indonesia dalam G20 Ministerial Meeting di Naples, Italia, dalam rangka mencapai target capaian pada COP26 UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB) Glasgow dan menuju penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada 2022.

Luhut pun menggelar rapat koordinasi persiapan Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup G20 tahun 2021 pada Rabu-Kamis (21-22 Juli) bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif dan lainnya. "Kami harus pastikan terakomodasinya kepentingan Indonesia dalam penanganan isu lingkungan, perubahan iklim dan transisi energi,” tegas Luhut dalam keterangan resminya, Kamis (22/7).

Hal-hal yang menurutnya penting untuk dicermati pada beberapa topik bahasan dalam Environment ministerial meeting dan Energy and climate ministerial meeting untuk mencapai konsensus adalah penggunaan istilah emisi nol bersih, karbon netral serta usulan reformulasi working group dan lainnya.

Kemudian terkait persiapan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 di Bali, Menko Marves menjelaskan Indonesia perlu mendorong isu-isu substantif yang didalamnya Indonesia memiliki keunggulan, yakni maritim, ekonomi kreatif, ekonomi digital, energi terbarukan, pariwisata yang berkualitas dan penanganan perubahan iklim (harga perdagangan karbon, iklim laut, mangrove dan sampah laut).

Sementara, Arifin Tasrif mengatakan, ada beberapa isu yang berpotensi berkelanjutan yang seperti ada empat negara di G20 menganggap berseberangan dengan kalimat net zero emission seperti Rusia, Saudi Arabia. Sementara negara lainnya terus mendorong carbon neutrality dan net zero emission di 2050.

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menambahkan, terkait dengan konteks energi terutama net zero emission saya setuju dengan terminologi yang standar dan diakui dan universal. "Kalau ada isu dari negara lain kita ambil posisi yang baik, dan yang terpenting national interest kita harus dijaga tetapi tidak mengganggu proses multirateral," tandasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik