Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UNIVERSITAS Insan Cita Indonesia (UICI) akan menggelar grand launching pada Kamis (22/7) secara virtual. Dalam acara tersebut juga digelar talk show dengan tema “Pendidikan Berbasis Digital, Siapkah Kita ?”.
Dalam keterangan pers, Rabu(21/7), Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A, selaku ketua steering commitee mengatakan acara tersebut merupakan momentum UICI untuk memperkenalkan diri sebagai universitas digital dengan menawarkan program studi yang relevan dan signifikan bagi mahasiswa dengan tantangan era digital saat ini dan ke depan.
Ia menjelaskan dengan mengambil bentuk kampus digital, universitas ini dimaksudkan untuk menjadi universitas yang mampu menjangkau anak bangsa di mana pun berada dan dari kelas sosial mana pun.
“Karena UICI didirikan untuk turut berkontribusi mempercepat terwujudnya program pemerataan pencerdasan bangsa. Hal itu sejalan dengan cita-cita berdirinya Indonesia, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Prof. Siti Zuhro.
Namun, sejauh ini, lanjut Prof. Siti Zuhro, cita-cita tersebut masih jauh dari harapan. Sejauh ini data yangg ada menunjukkan bahwa baru 34,58% penduduk yang bisa belajar di perguruan tinggi. Dari jumlah tersebut hanya 8,5 % yang berhasil lulus.
UICI, lanjut Prof. Siti Zuhro, didirikan dengan maksud untuk memberikan solusi atas kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan dalam meningkatkan persaingan di berbagai lini kehidupan.
Peneliti senior LIPI itu mengatakan sejauh ini sejumlah tokoh nasional telah memberikan tanggapan positif atas kehadiran UICI, termasuk dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Bagi kami ini menjadi penyemangat untuk mengabdi pada bangsa di bidang pendidikan,” lanjut Prof. Siti Zuhro.
Ia mengungkapkan UICI dapat berdiri berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak, khususnya para profesor dan doktor Alumni HMI, Pemerintah dan Founding Members serta pihak-pihak lain yang fokus dengan masalah pendidikan.
“Dalam acara Grand Launching ini akan di update nama-nama para Founding Members,” jelas Prof. Siti Zuhro.
Dalam acara tersebut, UICI juga me-launching waktu pendaftaran untuk mahasiswa baru tahun akademik 2021/2022 pada 12-24 Juli 2021. Untuk tahun pertamanya ini, UICI membuka empat program studi, yakni Bisnis Digital, Sains Data, Komunikasi Digital, dan Teknik Informatika. (RO/OL-09)
PENGAMAT Jaringan Damai Papua, Adriana Elisabeth, berpendapat kunjungan dan pertemuan Majelis Rakyat Papua (MRP) dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak mewakili seluruh Papua.
Baru-baru ini, pakar ilmu politik Ikrar Nusa Bhakti dalam sebuah dialog di TV mengatakan, politik di negeri ini sudah masuk kategori disgusting, bukan lagi interesting, bukan pula amusing.
PBB memperingatkan bahwa 40% hewan penyerbuk invertebrata (terutama lebah dan kupu-kupu), berisiko mengalami kepunahan global.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI) mengungkapkan bahwa teknologi O3 dipercaya sebagai zat desinfektan yang efektif membunuh kuman dan bakteri.
Masalah di Indonesia, perubahan neraca air yang cenderung semakin defisit akibat perubahan iklim dan penggunaan air baku yang makin tinggi
Di antara seluruh negara-negara di dunia ada 17 negara yang dikategorikan dalam negara yang mempunyai megabiodiversity, termasuk Indonesia.
Rektor UII mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Di era transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat dalam dunia pendidikan, kehadiran sistem pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja menjadi kebutuhan mendesak.
INDONESIA mencatat lonjakan peringkat perguruan tinggi dalam QS World University Ranking sebesar 46 persen tahun ini.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved