Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENYEBARAN virus korona (Covid-19) di Indonesia banyak menyerang anak-anak. Maka Posko Satgas Covid-19: Sentra Vaksinasi NasDem Peduli kini melayani vaksinasi terhadap anak dengan kelompok usia 12-17 tahun.
“Setelah sukses vaksinasi terhadap orang dewasa, kita hari ini sudah memulai program vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun," ungkap Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni, saat mengunjungi Sentra Vaksinasi NasDem Peduli di Gelanggang Remaja Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (17/7).
Menurut Sahroni, mengacu data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Indonesia, Jumat (25/6) aebanyak 12,6% anak-anak di Indonesia diketahui terpapar Covid-19. Umumnya berusia 6 hingga 18 tahun.
Data ini dikuatkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahwa kasus Covid-19 pada anak di Indonesia sekitar 11-12%. Jumlah tersebut termasuk ketegori kasus Covid-19 anak yang tertinggi di dunia.
"Kita juga harus selamatkan anak-anak kita dari virus Covid-19 dengan vaksinasi," ujar Sahroni.
Dia bersyukur antusiasme dan respon orang tua dan anak untuk melakukan vaksinasi terbilang tinggi. Hal itu terlihat dengan jumlah anak yang mengikuti vaksinasi melalui Sentra Vaksinasi NasDem Peduli di lima wilayah DKI Jakarta.
Baca juga: Penyekatan PPKM Darurat Tidak Efektif, Jokowi Cari Strategi Lain
Sentra Vaksinasi NasDem Peduli telah berlangsung sejak 5 Juli lalu, dimana penyuntikan dosis pertama dilakukan pada 5 Juli-1 Agustus dan penyuntikan dosis kedua diberikan pada 2-29 Agustus 2021.
Lebih lanjut Sahroni menyampaikan harapannya, dengan adanya vaksinasi untuk dewasa dan anak Indonesia bisa memenuhi target minimal 70-80 persen warga yang divaksinasi. "Semoga kita bisa cepat mencapai target vaksinasi bagi masyarakat,” ucap Sahroni.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu berharap program vaksinasi oleh Partai NasDem ini dapat berlanjut ke provinsi-provinsi lainnya di Indonesia, guna memastikan terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok) di masyarakat.
"Antusiasnya luar biasa. Ini adalah program pemerintah yang harus kita dukung. Kita harus jemput bola karena masyarakat banyak dihantui oleh informasi yang tidak tepat bahwa vaksin bermasalah dan sebagainya,” ujar Sahroni.
Dia mengakui program vaksinasi di NasDem DKI adalah pilot project, nanti setelah akhir Agustus sukses insya Allah beranjak ke provinsi lain. NasDem akan melakukan hal yang sama untuk melakukan vaksinasi di berbagai daerah.
Dalam kesempatan yang sama Sahroni mengimbau pihak kelurahan, selaku perwakilan pemerintah daerah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, untuk berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan kepolisian dalam program vaksinasi untuk masyarakat. Dia memandang, saat ini masih ada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi karena berbagai kekhawatiran.
“Pak Lurah bisa berkoordinasi dengan Pak Camat dan Kapolres. Orang takut untuk vaksin karena takut untuk keluar. Polres itu ada mobil untuk vaksinasi keliling. Tidak tiap hari tapi bisa diminta untuk di wilayah. Kita harus jemput bola, karena banyak orang khawatir vaksin karena takut keluar atau lantaran adanya informasi yang keliru,” pungkasnya. (OL-4)
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kurun 2018-2023 lebih dari 1,8 juta anak Indonesia belum mendapat imunisasi rutin lengkap. Apa risiko bahayanya?
Ahli neurologi anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta R.A. Setyo Handryastuti mengungkapkan bahwa meningitis pada anak, seringkali sulit dideteksi
Dari 1.000 kasus ada 2 sampai 3 pasien cacar air memerlukan perawatan intensif karena infeksi pada paru.
Menurut data Globocan, sedikitnya 50 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap harinya akibat kanker serviks.
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Vaksinasi adalah cara penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya. Namun, banyak orang tua yang khawatir tentang keamanan dan efektivitas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved