Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
EPIDEMOLOG UGM, Bayu Satria Wiratama, S.Ked., MPH., mengatakan, pemberian vaksin dosis ketiga sebenarnya belum mendesak. Menurut dia, penelitian lebih lanjut terkait yang menjadi penyebab kematian bagi nakes perlu dilakukan.
Menurut dia, penyebab pasti banyak tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal dunia lebih penting untuk diungkap. Pasalnya, berdasarkan asumsi, para Nakes sudah banyak yang mendapatkan vaksinasi, tapi kenapa masih terkena dan angka kematiannya masih tinggi?
"Apakah memang efektivitas vaksin yang rendah atau ada penyebab lain?" kata Bayu, Sabtu (10/7), dalam siaran pers dari UGM.
Ia mengungkapkan, bukti yang ada belum kuat bahwa dosis ketiga apakah ini diperlukan terutama untuk varian Delta. Selain itu, bukti yang ada juga masih sangat sedikit terkait varian Delta menyebabkan Covid-19 lebih parah daripada varian sebelumnya masih sangat sedikit. Oleh sebab itu, varian delta belum bisa disimpulkan lebih ganas.
Bukti yang lebih kuat, menurut dia, adalah varian delta lebih menular. Hal ini yang menyebabkan kenapa lebih banyak kasus yang berat ketika varian Delta muncul. Varian Delta menyebabkan lebih banyak orang sakit dan hal ini akan berbanding lurus dengan meningkatnya orang yang bergejala sedang-berat.
Terkait banyaknya angka kematian pasien positif Covid-19, hal tersebut tidak lepas dari tingginya kasus positif Covid-19. Lonjakan kasus positif Covid-19 menyebabkan kebutuhan akan tempat perawatan pasien juga meningkat. Padahal kapasitas rumah sakit tidak bisa bertambah dengan cepat.
Akibatnya, banyak pasien yang tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan. "Kondisi ini menyebabkan angka kematian meningkat," terang dia.
Dari data Kemenkes, sekitar 90 persen kasus kematian Covid-19 lebih banyak terjadi pada orang yang belum divaksinasi. Bayu menilai, angka tersebut terlalu optimis karena angka sebenarnya masih di bawah itu.
"Namun, bagi saya, masih cukup bagus untuk mengurangi fatalitas pada Covid-19," kata dia.
Bayu sependapat dengan yang dilakukan pemerintah, yaitu dengan menggenjot program vaksinasi. Pasalnya, masih banyak warga yang enggan melakukan vaksin.
Di sisi lain, vaksinasi harus terus digalakkan karena masih melonjaknya kasus Covid-19 dan kamar khusus Covid-19 di rumah sakit yang penuh. "Saya setuju dengan langkah mempercepat vaksinasi yang seharusnya juga didukung dengan edukasi dan langkah pemberantasan info hoaks agar orang semakin
yakin untuk vaksin," jelas dia.
Menutur Bayu, info hoaks tentang vaksin ternyata lebih masif sehingga hal itu menghambat proses peningkatan angka vaksinasi.
Menurut Bayu, virus SARS-CoV-2 tetap terus bermutasi sehingga perlu vaksin yang lebih baru lagi. Bahkan, semua vaksin yang ada saat ini dapat diperbarui sesuai dengan hasil penelitian yang ada.
"Apabila dinilai varian yang baru benar-benar dapat mengurangi signifikan kemampuan vaksin terhadap virus SARS-CoV-2 maka akan dibuat semacam booster untuk vaksin tersebut," kata dia. Namun, booster itu bisa diberikan jika memang ada alokasi khusus dan tidak mengganggu vaksinasi secara umum. (OL-13)
Baca Juga: Angka Kematian Kasus Covid-19 di Klaten Tembus 1.000 Orang
Rektor UGM, menegaskan PIONIR bukan sekadar kegiatan seremonial tetapi ruang awal untuk membentuk karakter mahasiswa yang adaptif, kolaboratif, dan solutif.
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan isi hatinya soal tuduhan ijazah palsu dalam acara reuni ke-45 Angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Potasium bisa dijadikan indikator baru dalam pemantauan aktivitas vulkanik, terutama untuk menilai potensi terjadinya letusan besar yang memicu pembentukan kaldera.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menanggapi pernyataan mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, dalam sebuah video YouTube yang meragukan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo
PIhak UGM menyayangkan pihak yang mengiring opini soal pernyataan Mantan Rektor UGM Prof Sofian Effendi soal ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved