Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Empat Hari Pelaksanaan TMC Riau, Curah Hujan Meningkat

Atalya Puspa
08/7/2021 13:39
Empat Hari Pelaksanaan TMC Riau, Curah Hujan Meningkat
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)(Antara)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) kembali terapkan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menekan potensi kejadian bencana karhutla di Provinsi Riau sejak 3 Juli 2021 hingga 15 hari kegiatan.

Kepala BPPT Hammam Riza mengungkapkan, pada pelaksanaan Operasi TMC sendiri yang memasuki hari ke- 4 di Riau, sudah mampu menghasilkan volume air hujan yang signifikan. Hujan yang terjadi, menurut Hammam, mampu mempertahankan TMAT (Tinggi Muka Air Tanah) lahan gambut dan meredam munculnya hotspot.

“Dapat dipantau dari jumlah hotspot nol dengan tingkat kepercayaan >80% selama kegiatan TMC berlangsung,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Jumat (8/7).

Pada kesempatan terpisah, Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko TMC Pekanbaru, Tukiyat mengatakan tim TMC telah melakukan 4 sorti penyemaian awan dengan menabur bahan semai sebanyak 2,4 ton NaCl.

“Penyemaian ditargetkan di wilayah Indragiri Hilir, Indra Giri Hulu, Siak, Bengkalis, Dumai, Pelalawan dan sekitarnya. Hingga hari ke 4 pelaksanaan TMC sudah menghasilkan volume air hujan sebanyak 2,3 jt m3,” jelasnya.

Baca juga : TMC Hujan Buatan Bisa Jadi Solusi Permanen Pengendalian Karhutla

Dalam pelaksanaan Operasi TMC di Provinsi Riau kali ini, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA), Yudi Anantasena mengatakan bahwa BPPT berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta dengan menggandeng pula pihak swasta.

“Ini pelaksanaan TMC kedua kalinya di Provinsi Riau di tahun 2021, setelah sebelumnya juga dilaksanakan TMC Pencegahan Karhutla di Sumsel, Jambi dan Kalimantan Barat,” paparnya.

Operasi TMC di Provinsi Riau diinisiasi KLHK bekerjasama dengan BPPT, mitra APHI yaitu PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper), TNI Angkatan Udara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satgas Penanganan Karhutla Provinsi Riau. Selain itu mendapat dukungan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Pemerintah Provinsi Riau dan juga Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Kepala BBTMC-BPPT, Jon Arifian, mengatakan pada kondisi curah hujan yang rendah, potensi kemunculan titik panas mudah terjadi dan memicu karhutla secara masif, sehingga upaya penerapan TMC diharapkan mampu mengurangi potensi tersebut.

“Bulan Juni mulai memasuki masa transisi dan kemarau berikutnya dimulai pada bulan Juni hingga September dan peralihan bulan Oktober hingga Desember memasuki musim hujan periode kedua,” ujarnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya