Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Penjelasan Kemampuan Ivermectin Kalahkan Covid-19

Faustinus Nua
03/7/2021 02:20
Ini Penjelasan Kemampuan Ivermectin Kalahkan Covid-19
Ivermectin.(AFP/Luis Robayo.)

IVERMECTIN digadang-gadang sebagai obat yang mampu mengalahkan virus SARS-Cov-2 penyebab covid-19. Berdasarkan penelitian awal, obat itu disebut bisa membunuh virus, tetapi baru diuji secara in vitro alias dilakukan di luar tubuh objek atau manusia.

Dewan Pakar Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Prof. Apt. Yahdiana Harahap mengatakan bahwa dari literatur, studi in vitro yang dilakukan membuktikan khasiat ivermectin mengalahkan covid-19. Obat tersebut bisa menghentikan replikasi virus SARS-Cov-2.

"Tapi hal ini tidak bisa langsung dikorelasikan atau ditranslasikan dengan kajian klinis. Diperlukan banyak sekali studi-studi lanjutan dari studi in vitro ini," ungkapnya dalam konferensi pers, Jumat (2/7) malam.

Dijelaskannya, dari beberapa literatur lain disebutkan IC yang dibutuhkan untuk membunuh virus. Untuk menghitungnya, ivermectin membutuhkan IC 50. Artinya konsentrasi pada dosis itu mengakibatkan 50% virus mati.

"Kajian in vitro juga diperoleh kadar 5 mikromolar. Jadi kadar mikromolar virus akan mati 50%. Nah ini berarti dengan dosis yang tinggi," terangnya.

Yahdiana membeberkan dosis pada obat cacing itu 200-400 mikrogram per kg berat badan. Kemudian dosis yang ada pada saat ini 12 mg. Pada dosis tersebut kemudian dinaikkan delapan kali, ternyata konsentrasi di dalam tubuh hanya 0,28 mikromolar.

"Jadi saya ingin mengatakan bila kita ingin mengorelasikan obat cacing ke antivirus itu concern-nya di dosis. Berapa dosis yang diberikan untuk mematikan virus yang 5 mikromolar berarti harus dinaikkan 250 kalinya. Itu secara hitung-hitungan," jelasnya.

Kajian lain juga menyebut ivermectin sangat buruk karena kemampuan absorbsi dalam darah sangat lemah. Obat itu pun terikat dengan protein lebih kurang 93%.

Artinya obat bebas bila digunakan untuk membunuh virus, kadarnya kecil dalam darah. Selain itu terikat dengan protein dalam jumlah besar sebagaimana obat tersebut didesain untuk obat cacing.

"Nah obat ini kan memang didesain untuk obat cacing sehingga dia masuk ke darah dalam jumlah yang tidak besar. Sedangkan obat kalau dia menuju ke reseptor dia harus tersedia dalam darah dan kemudian menuju reseptor," kata dia.

Baca juga: Etika Batuk dan Bersin yang Baik agar Terhindar Virus Korona

 

Sementara itu, lanjutnya, studi lain juga menyebut ivermectin dan plasebo pada pasien tidak ada perbedaan yang signifikan. Obat itu tidak memberi efek sebagai antivirus. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya