Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Ketamin belum Terbukti Ampuh Atasi Nyeri Kronis. Ini Penjelasannya!

Inqilaf Nur Aprilla
20/8/2025 08:44
Ketamin belum Terbukti Ampuh Atasi Nyeri Kronis. Ini Penjelasannya!
Ilustrasi(Freepik)

JUTAAN orang yang hidup dengan nyeri kronis terus berjuang menemukan pengobatan yang benar-benar efektif bukanlah hal yang mudah. 

Ketamin sering disebut sebagai harapan baru untuk penderita nyeri kronis yang sulit diatasi. Namun, penelitian terbaru justru meragukan efektivitasnya sekaligus menyoroti risiko efek samping berbahaya.

Apa Itu Ketamin?

Ketamin adalah obat yang awalnya dipakai sebagai obat bius dalam prosedur medis singkat untuk meredakan nyeri sesaat.

Seiring waktu, penggunaannya meluas karena dokter juga meresepkannya untuk pasien dengan nyeri kronis, termasuk fibromialgia, gangguan saraf, hingga sindrom nyeri regional kompleks.

Obat ini masuk dalam kelompok antagonis reseptor NMDA, yaitu jenis senyawa yang bekerja dengan menghambat aktivitas reseptor otak tertentu yang berhubungan dengan sinyal rasa nyeri.

Temuan Penelitian

Para Peneliti dari UNSW Sydney, Neuroscience Research Australia (NeuRA), dan Brunel University of London meninjau 67 uji klinis dengan 2.300 partisipan. Mereka menilai efektivitas lima obat antagonis reseptor NMDA, termasuk ketamin.

Hasil penelitian menunjukan tidak ada bukti meyakinkan bahwa ketamin benar-benar bermanfaat untuk nyeri kronis. Sebaliknya, ditemukan risiko efek samping yang serius. 

Kualitas bukti pun dinilai rendah karena banyak penelitian memiliki metodologi kurang kuat. Hal ini membuat kesimpulan yang ada belum bisa dianggap sebagai jawaban pasti.

"Kelompok obat ini, khususnya ketamin, relatif umum digunakan untuk nyeri kronis di seluruh dunia. Namun, kami belum memiliki bukti yang meyakinkan bahwa obat-obatan ini memberikan manfaat yang signifikan bagi penderita nyeri, bahkan dalam jangka pendek," ujar Neil O'Connell, Profesor di Brunel University of London, salah satu penulis senior tinjauan tersebut.

Risiko Efek Samping yang Serius

Efek psikotomimetik menjadi perhatian utama dari penggunaan ketamin, khususnya melalui suntikan intravena. 

Gangguan seperti delusi, delirium, dan paranoia, serta mual dan muntah muncul pada banyak pasien.

Michael Ferraro, Kandidat Doktor di UNSW dan NeuRA, menyebut masih ada ketidakpastian besar dalam hasil penelitian. 

Ia menegaskan bahwa data bisa saja menunjukkan manfaat, tetapi juga bisa tidak ada efek sama sekali.

Hati-Hati dalam Penggunaan

Para peneliti mengingatkan agar pasien dan dokter tidak terburu-buru menjadikan ketamin sebagai solusi.

Mereka juga menekankan perlunya uji klinis berkualitas tinggi agar peran ketamin dalam terapi nyeri kronis benar-benar dipahami.

Kasus opioid menjadi peringatan akan bahaya mengadopsi obat tanpa bukti kuat. 

“Kita telah melihat bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat-obatan yang dikembangkan untuk nyeri akut dan penggunaannya untuk nyeri kronis, opioid adalah contoh utamanya. Sekarang kita melihat pola serupa dengan ketamin," ujar James McAuley, Profesor di UNSW dan peneliti senior di NeuRA

Ia juga menegaskan permintaan obat alternatif memang terus meningkat. Namun, ia perlu kehati-hatian mutlak sebelum ketamin digunakan secara rutin.

Ketamin memang sempat dianggap sebagai harapan baru untuk mengatasi nyeri kronis. Namun, bukti ilmiah terbaru menunjukkan manfaatnya belum terbukti jelas, sementara risikonya cukup besar.

Oleh karena itu, penggunaan ketamin sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan hanya dalam pengawasan medis. Penelitian lebih lanjut masih sangat dibutuhkan agar ketamin benar-benar bisa dipastikan aman dan efektif. (sciencedaily.com/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya