Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
MENJADI seorang legenda di dunia perfilman Indonesia bukanlah hal mudah. Christine Hakim pun yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia perfilman Indonesia tetap harus belajar mendalami sebuah karakter yang baru ia perankan.
"Saya tidak pernah berhenti belajar, apalagi karakter orang itu bermacam-macam. Ada yang ini ada juga yang seperti Nyi Misni di film Perempuan Tanah Jahanam," ungkap Christine Hakim dalam acara The Legend MetroTV, Sabtu (19/6).
Ia mengatakan, masuk ke dunia film Tanah Air bagi Christine merupakan sebuah keberuntungan. Saat ia diikutsertakan menjadi nomine Festival Film Indonesia (FFI) pada 1974 dan dinobatkan menjadi aktris terbaik, dari situlah Christine berkomitmen pada dirinya sendiri.
"Betapa beruntungnya saya diperkenalkan dan dibawa ke dalam dunia ini. Namun betapa bodohnya saya kalau tidak mengambil manfaat. Maka dari situ saya memberi komitmen pada diri saya sendiri dan menganggap dunia film sebagai pengganti bangku kuliah saya," kata dia.
Setiap membintangi sebuah film, apalagi dengan genre film biopik, Christine selalu meminta pada Yang Kuasa agar bisa mendalami sebuah karakter. Sebab, hal tersebut bukanlah sebuah perkata mudah. Sama halnya saat ia memerankan sosok pejuang asal Aceh Tjoet Nja Dhien.
Pasalnya, sosok legendaris perempuan pahlawan tersebut sudah lama meninggal dan ia harus mendalami katakter tersebut. Sambil memerankan sosok pahlawan itu rupanya Christine tak luput mempelajari perjuangan bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan.
"Ketika Tuhan sudah memberikan saya amanah untuk memerankan karakter film seperti ini saya harus menggali sampai ke sejarah perjuangan bangsa ini. Sebab itu, pemain harus betul-betul menguasai apa tuntutan cerita," kata Christine.
Di film yang belum lama ia perankan, Perempuan Tanah Jahanam pun sebetulnya sempat ia tolak. Karena selain ia takut bermain film horor, memerankan tokoh antagonis merupakan pengalaman Christine pertama kali.
"Saya mencoba memakai nalar Nyi Misni di sini, tapi nyatanya Nyi Misni tidak punya nalar dan logika. Ia hanya punya hawa nafsu yang menguasai dirinya," lanjut dia.
Menurut dia, hal itu memang sifat dasar manusia. Saat orang sudah menyimpan semua rasa sakit, pahit di dalam hati akhirnya akan menjadi dendam. Hatinya berbintik hitam, itulah yang membuat nalar dan akal sehat tidak jalan. (Gan/S2-25)
Tissa Biani mengaku cerita dalam film Panggil Aku Ayah cukup emosional membuatnya teringat akan sosok ayah kandungnya yang telah tiada.
Nayla Purnama menjelaskan film itu ingin menggambarkan bahwa kenikmatan yang terlihat di luar, tidak melulu baik.
Joanna Alexandra menyampaikan bahwa dia terakhir kali menjadi pemeran utama pada 2015.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Yuki Kato mengatakan, sebelum berlari, pemanasan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan apalagi bagi para pemula.
Erika Carlina juga menyebutkan dirinya tidak pernah meminta pertanggungjawaban DJ Panda atas kehamilannya, laporannya ke Polda Metro Jaya dibuat karena dirinya merasa terancam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved