Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Seberapa Bahaya Penyebaran Varian Delta, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Ferdian Ananda Majni
17/6/2021 17:06
Seberapa Bahaya Penyebaran Varian Delta, Ini Penjelasan Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof.Wiku Adisasmito.(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

VARIAN Delta 1617.2 telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Namun, virus virus ini berbahaya atau tidak, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof.Wiku Adisasmito mengatakan virus-virus itu seperti hasil yang didapat dari penelitian ilmiah di berbagai negara tentunya virus yang berbahaya.

"Kejadian itu di suatu negara juga harus diteliti. Apakah betul sebuah varian tertentu yang di negara lain berbahaya itu juga berbahaya di negara lainnya lagi?," kata kata Prof Wiku menjawab pertanyaan media dalam laporan virtual perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, Kamis (17/6).

Prof Wiku menegaskan bahwa yang utama harus dilakukan adalah menjalankan protokol kesehatan, menjaga jarak, cara mencuci tangan dan menggunakan masker.

"Karena dengan 3 apapun variannya pasti tidak akan meningkatkan penularan," jelasnya.

Sebelumnya, diketahui penelusuran sementara ini, banyak varian ini ditemukan di daerah Kudus dan Bangkalan. Sejauh ini, penelusuran terkait asal datangnya virus tersebut masih terus dilakukan agar dapat diketahui darimana asalnya.

Pihaknya masih memetakan persebaran virus ini, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

"Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri darimana virus tersebut berasal, darimana masuknya dan menyebar ke mana saja," ungkapnya.

Dijelaskan lebih lanjut, adanya varian dari suatu virus dikarenakan itu adalah upaya virus untuk bertahan hidup.

Proses mutasinya ini akan berlangsung terus menerus apabila potensi penularan tersedia. Karenanya, jika penularan masih terus berlangsung tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.

Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memastikan memiliki efektivitas tinggi. Karena efikasinya diatas 50% terpenuhi. Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait ini masih terus dilakukan. Untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang efektif.

"Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin," pungkas Prof Wiku. (Fer/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya