Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dent-In ITB Mampu Saring Partikel Virus SARS-Cov-2 Hingga 99,99%

Zubaedah Hanum
05/6/2021 11:05
Dent-In ITB Mampu Saring Partikel Virus SARS-Cov-2 Hingga 99,99%
Dent-In, extraoral aerosol suction buatan ITB.(ITB)

FAKULTAS Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyerahkan alat Dent-In (Dental Indonesia) kepada Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjadjaran (Unpad). Alat ini menghisap aerosol yang terciprat dari mulut pasien, sehingga memperkecil kemungkinan penularan virus pada saat dokter gigi melakukan tindakan.

"Dent-In didesain untuk memudahkan pekerjaan dokter gigi dengan desainnya yang user friendly dan menyesuaikan kebutuhan dan kenyamanan dokter gigi saat bekerja. Terdapat pula pengendali jarak jauh dengan pengaturan tiga kecepatan motor untuk mengatur daya hisap alat terhadap aerosol untuk memudahkan pekerjaan," jelas Ketua Tim Pengembangan Dent-In, Satrio Wicaksono seperti dilansir dari laman ITB, Sabtu (5/6).

Sebagaimana diketahui, pada awal masa pandemi covid-19, terdapat kekhawatiran yang sangat besar yang dialami oleh para dokter gigi di seluruh Indonesia karena virus SARS-Cov-2. Banyak dokter gigi tidak bisa melakukan praktiknya karena takut tertular virus melalui droplet dan aerosol dari mulut pasien saat dokter gigi melakukan tindakan.

Oleh karena itu, imbuh Satrio, untuk bisa kembali melakukan praktik, dokter gigi memerlukan adanya peralatan tambahan yang dapat digunakan untuk menghisap aerosol yang terciprat dari mulut pasien, sehingga memperkecil kemungkinan penularan virus pada saat dokter gigi melakukan tindakan.

Cara kerja Dent-In yang terinspirasi dari salah satu bagian dari anatomi gigi yaitu dentin itu, dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama-tama, vacuum blower akan menghisap udara di sekitar mulut pasien melalui nozzle cup.

Lalu, udara tersebut dialirkan pada ruangan yang berisi filter HEPA untuk melakukan penyaringan partikel.  "Filter HEPA yang digunakan adalah jenis HEPA H14 yang memiliki efektivitas penyaringan sebesar 99,99%," kata Satrio.

Selanjutnya, udara yang telah melalui filter masuk pada vacuum blower dan keluar ruangan yang disinari oleh sinar UV untuk disterilisasi sebelum keluar dari alat untuk menghasilkan udara bersih.

“Sampai saat ini, sudah terdapat tiga prototip yang sudah diproduksi. Salah satu prototip telah diserahkan kepada FKG Unpad dan dua lainnya sedang dalam tahap pengujian dan pengembangan,” tambahnya.

Keunggulan

Beberapa keunggulan yang membedakan Dent-In dengan extraoral aerosol suction yang sudah ada, di antaranya adalah terdapat hood transparan yang menyerupai personal negative chamber.

Hood ini bekerja sebagai pelindung serta separator antara pasien dengan dokter gigi sehingga terdapat perlindungan tambahan serta memudahkan dokter gigi untuk bekerja karena permukaannya yang transparan.

Hood dilengkapi dengan lengan yang mampu digerakkan tanpa menggunakan kunci serta lampu LED yang membantu penglihatan dokter gigi. Selain itu dengan adanya hood tersebut, peletakkan nozzle cup dapat diletakkan lebih tinggi, berbeda dengan extraoral aerosol suction lainnya yang sangat dekat dengan mulut pasien sehingga sedikit mengganggu pekerjaan dokter gigi.

Satrio menuturkan, sebenarnya sudah ada beberapa jenis peralatan medis di pasaran dengan tujuan serupa, seperti HVE (high volume evacuator) dan extraoral aerosol suction. Namun beberapa alat ini memiliki kekurangan di antaranya adalah kemampuan filter yang hanya mampu menyaring 90% partikel yang terserap oleh alat.

Sedangkan virus SARS-CoV-2 ini memiliki ukuran yang sangat kecil dan memerlukan peralatan yang mampu menyaring partikel dengan efektivitas mencapai 99,99%.

"Kekurangan lainnya adalah harganya yang cukup mahal serta jumlahnya yang sedikit di pasaran,” ungkap Satrio.

Saat ini Tim Biomekanika FTMD terus melakukan pengembangan alat dengan didukung oleh beberapa lembaga di antaranya LPDP dan RISTEK-BRIN yang memberikan pendanaan melalui program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.

"Harapannya, Dent-In dapat diproduksi secara massal dan dapat diperjualbelikan dengan harga terjangkau. Selain itu dengan adanya Dent-In, dokter gigi dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal tanpa perlu takut dengan penyebaran virus yang terdapat pada aerosol maupun droplet seperti virus SARS-CoV-2 ataupun virus lainnya," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya