Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
Hasil survei yang dilakukan dosen statistik Universitas Pancasila Widarto Rachbini menunjukan bahwa kuliah daring masih cukup efektif selama masa pandemi. Dari 1.342 mahasiswa yang menjadi responden, 53,5% di antaranya menyatakan sistem perkuliahan itu efektif.
"Dari jawaban mereka itu mengatkaan 53,5% cukup efektif dan 17,8% sangat efektif. Yang mengatakan tidak efektif sekitar 18% atau tidak lebih dari 30%," paparnya dalam webinar Transisi New Normal dan Masa Depan Sistem Kuliah Daring, Minggu (9/5).
Dijelaskannya, survei sederhana itu dilakukan dengan menyebarkan kuesioner (google form) lewat WhatsApp dan Facebook. Meski tidak menggunakan metode sample random, dia mengatakan survei itu akurat dan terverikasi yang dapat dipantau setiap saat. Artinya survei itu sangat terbuka bagi pihak manapun dan Google sendiri yang memverifikasinya.
Baca juga: Mal Central Park Banjir Pengunjung, Prokes tidak Maksimal
"Walaupun tidak sample random, saya percaya ini bisa mewakili mahasiswa Indonesia dan bisa menjadi masukan bagi pengambil keputusan," tuturnya.
Lebih lanjut, dari hasil survei juga menunjukan bahwa bila pandemi barakhir, kuliah daring masih sangat diinginkan mahasiswa. Namun, tentu saja tidak full daring melainkan dengan porsi-porsi hybrid.
Menurutnya, untuk full daring atau full kelas merupakan pilihan minoritas mahasiwa. Sementara hybrid merupakan mayoritas dengan porsi 50-50 sebagai yang terbanyak.
"Mahasiswa yang mengatakan efektif dari 1.025 permintaannya ke depan daring dan kelas itu 50-50 bahkan ada yang 100% tapi sedikit," imbuhnya.
Selain itu, dia memmbeberkan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan mengatajan kuliah daring itu efektif. Hampir semua S3 mengatakan efektif, S2 sebagian kecil tidak, S1 pada umumnya lebih banyak efektif, dan diploma 50-50.
"S2 dan S3 mungkin karena sambil bekerja makanya lebih nyaman dengan daring dan mereka juga mungkin lebih dewasa," jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa terkait jenis kelamin, mahasiswa perempuan lebih banyak mengatakan kuliah daring efektif dibandingkan laki-laki. Begitu pula dengan mahasiswa di kampus swasta yang mana perempuan lebih banyak mengatakan efektif dari pada laki-laki.
Untuk itu, berdasarkan survei Widarto berharapan pemerintah dapat menelaah lebih jauh terkait kuliah daring. Meski pandemi mungkin berakhir, dia menilai sistem perkuliahan tidak akan 100% kembali seperti dulu. Lantas, persiapan tidak hanya sebatas kebijakan tetapi mulai melihat untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan.
Di samping itu, kuliah daring tidak bisa diterapkan layaknya kuliah tatap muka. Bagaimana pun harus ada metode tersendiri yang bisa membuat kuliah daring lebih interaktif.(H-3)
Pramono mengatakan enggan untuk membuat konten khusus terkait pekerjaannya. Sebab, ia tidak terlalu suka untuk tampil di media sosial.
40 persen responden mengaku sangat mengkhawatirkan kemungkinan AS akan terlibat dalam perang besar dengan Iran.
Sebanyak 46% responden menyatakan pendapatan mereka tidak berubah dibandingkan tahun lalu, sementara 18% mengalami penurunan.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
Sikap menjaga jarak dari orang baru yang ditunjukkan oleh trader Indonesia sesuai dengan sikap mereka dalam memilih broker keuangan.
Tiga lembaga yang menduduki tingkat kepercayaan terendah dari 15 daftar lembaga ditempati oleh partai politik (parpol), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan DPR RI.
Melalui komunitas kreatif yang akan disinergikan dalam bentuk program podcast, produksi konten media sosial, hingga creative lab, Ignite akan menjadi platformnya.
DIREKTUR Imparsial Ardi Manto merespons pernyataan Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas yang menyebut mahasiswa tidak memiliki kedudukan hukum dalam menggugat UU TNI,
Setiap warga memiliki hak konstitusional untuk menggugat produk UU jika memenuhi syarat.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
Festival ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menunjukkan kompetensi dalam menciptakan produk inovatif berbasis serat pangan dari bahan-bahan lokal Indonesia.
Dalam kegiatan ini dosen dan mahasiswa UMB tidak hanya menyampaikan materi edukatif mengenai energi terbarukan, tetapi juga mengadakan workshop instalasi panel surya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved