Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Jeffri Aloys Gunawan mengatakan, pukul 12.00 merupakan waktu terbaik untuk terpapar sinar matahari demi mengaktifkan vitamin D yang ada dalam tubuh sehingga tak mengalami defisiensi.
Baca juga : Larangan Mudik, Doni Monardo: 18,9 Juta Orang Masih Tetap Mudik
"Tidak bisa sembarangan berjemur untuk mendapatkan vitamin D. Panjang gelombang sinar UV harus spesifik (UVB), biasanya 280-300 nanometer didapatkan pada siang hari jam 10.00-13.00, paling bagus jam 12.00 siang untuk vitamin D," ujar dia dalam konferensi pers daring peluncuran produk vitamin D, Rabu (5/5).
Inilah menjadi salah satu alasan selebritas Melanie Putria termasuk yang rutin terpapar sinar matahari karena kegiatan berlari jarak jauhnya sejak pukul 06.00 hingga 09.00 tetap terdiagnosis kekurangan vitamin D.
Terkait waktu berjemur, Jeffri yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu merekomendasikan durasi selama 10-30 menit untuk menghasilkan vitamin D di dalam tubuh dan sebaiknya tak menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF lebih dari 15.
Setelah jam 13.00, panjang gelombang sinar UV sudah berisiko tinggi dan bisa mencetuskan kanker.
Lebih lanjut, saat berjemur Anda disarankan mengenakan pakaian minim ketimbang menutupi seluruh kulit walau ini tak mudah antara lain karena berbagai alasan seperti ketakutan terutama kaum hawa pada sinar matahari, waktu hingga kekhawatiran harus menggunakan pakaian minim saat berjemur. Selain itu, pastikan Anda berada di luar untuk mendapatkan sinar matahari langsung.
"Kalau pakai kaca (jendela di kantor atau rumah misalnya) UVB terhalang, terganggu kerjanya, tidak seperti UVA. Inilah kenapa kita sebaiknya sinar matahari dari outdoor," tutur Jeffri.
Di dalam kesempatan itu, Chief Strategy Officer Konimex Group, Edward Joesoef mengungkapkan, walau Indonesia termasuk negara tropis dengan paparan sinar matahari yang cukup, masih banyak masyarakat di negara ini baik itu dari kalangan anak-anak hingga berusia lanjut yang mengalami defisiensi vitamin D.
Tidak banyak orang yang berjemur di luar selama 30 menit, gaya hidup dinamis antara lain bekerja dari pagi hingga sore hari menyulitkan orang-orang secara konsisten berjemur di luar, menjadi sederet alasannya.
Untuk memastikan kecukupan vitamin D di dalam tubuh, Anda bisa menjalani pemeriksaan kadar vitamin yang berperan untuk sistem kekebalan, menjaga keseimbangan kalsium dan tulang serta mencegah risiko beberapa penyakit seperti jantung dan kanker itu, di laboratorium, demikian pesan Jeffri. (Ant/12)
Teleskop Surya Daniel K. Inouye berhasil mengambil gambar paling tajam dari permukaan matahari, mengungkap striasi halus akibat medan magnet skala kecil.
Ilmuwan berhasil menangkap citra korona Matahari dengan resolusi tertinggi berkat sistem optik adaptif terbaru pada Teleskop Surya Goode.
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Filamen matahari sepanjang 1 juta km meletus dramatis picu CME besar 12 Mei. Untungnya, letusan ini tidak mengarah ke Bumi, tapi tetap jadi sorotan ilmiah.
Penelitian terbaru NASA menunjukkan permukaan Bulan dapat menghasilkan dan mengisi ulang molekul air melalui bantuan angin matahari, yang membawa ion hidrogen bermuatan positif.
Meskipun Matahari jelas menjadi pusat dari Tata Surya, pemahaman terbaru tentang gerak planet menunjukkan hal yang menarik: ternyata, Bumi tidak benar-benar mengelilingi Matahari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved