Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
JUNI 2020, Larissa Rena terpikir nasib para penyedia jasa yang kena dampak dari tutupnya platform layanan jasa on demand. Penutupan layanan itu berdampak pada belasan ribu individu yang sebelumnya mencari nafkah dari orderan yang mereka dapatkan melalui platform tersebut, seperti jasa pijat maupun cleaning service.
Larissa yang sejak 2018 hingga awal 2020 menjadi bagian dari platform yang kini sudah tutup itu pun terpikir, apa yang bisa dilakukannya untuk turut membantu para penyedia jasa tetap bisa punya pekerjaan. Terbentuklah ide yang mulanya ia awali sendiri. Saat itu bentuknya masih berupa daftar di Google spreadsheet.
“Ketika salah satu kanal yang digunakan sebagai salah satu tempat mendapat pekerjaan tutup, dari situ terpikir, apa yang bisa dilakukan untuk mendukung dan tetap menyambungkan antara penyedia jasa dan orang yang masih membutuhkan jasa mereka walau di situasi pandemi. Muncul ide bikin direktori pekerja yang daftarnya gratis dan itu bisa diakses publik, oleh orang yang membutuhkan mereka,” cerita Larissa mengingat awal terbentuknya ide tersebut kepada Media Indonesia melalui konferensi video, Selasa (27/4).
Awalnya memang masih berupa bentuk Google spreadsheet yang memasukkan data-data dari para penyedia jasa. Lalu ide itu berkembang menjadi wadah yang lebih memudahkan pengalaman orang yang membutuhkan jasa. Lahirlah RekomenJasa, yang diluncurkan dua bulan setelahnya, dengan bentuknya seperti sekarang ini, berupa situs rekomenjasa.id.
Larissa pun dibantu tiga temannya yang sempat bekerja bersama di platform layanan penyedia servis jasa yang sudah tutup tadi. Idenya, dengan platform RekomenJasa, orang yang membutuhkan jasa bisa langsung mengontak pengguna jasa, dan dengan subkanal rekomendasi, di situ pengguna juga bisa langsung memberikan testimoni mereka terkait pengalaman yang didapatkan sehingga bisa menguatkan profil si penyedia jasa dan memberikan peluang untuk mendapat pekerjaan selanjutnya.
Saat ini sudah ada 300-an penyedia jasa yang terdaftar di direktori RekomenJasa. Kebanyakan penyedia jasa seperti tukang pijat dan kebersihan karena jenis jasa tersebut yang memang banyak tersedia di platform sebelumnya. “Mereka tersebar di berbagai kategori. Tetapi untuk berapa jumlah yang menggunakan jasa mereka, kami baru bisa melihat informasi tersebut ketika mendapat testimoni dari pengguna jasa yang biasanya masuk ke media sosial kami atau saat kami berkomunikasi dengan penyedia jasanya,” terang Annisa Saraswati, Partnership dan Media Inquiry RekomenJasa, dalam kesempatan sama dengan Larissa.
Perempuan yang lebih akrab disapa Ney itu menyatakan memang salah satu tantangan RekomenJasa ialah tidak bisa melihat data asli di lapangan. Sebab, sebagai platform penghubung belum bisa melihat data secara luas, di samping transaksi juga terjadi di luar platform, melainkan berdasarkan kesepakatan kedua pihak antara penyedia dan pengguna jasa. Selain itu, sejauh ini RekomenJasa juga tidak mengutip persentase pendapatan dari setiap penyedia jasa yang mendapat pekerjaan.
“Semangat kami saat itu mencoba membantu dengan kapasitas kami untuk penyedia jasa yang pekerjaannya terkena efek pandemi,” kata Ney.
Rekomendasi dan kesempatan
Secara alurnya, penyedia jasa yang ingin bergabung dalam direktori bisa memulai dengan mendaftar dan mengisi profil untuk kemudian diverifikasi datanya seperti kesesuaian kartu identitas. Selain itu, jenis jasa yang ditawarkan apakah sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku di Indonesia, dan jika memiliki akun media sosial, bisa pula dicantumkan.
“Selain alur dari pendaftaran penyedia jasa, kami juga membuka dari alur perekomendasi. Misalnya ada orang yang mau merekomendasikan penyedia jasa yang pernah mereka gunakan jasanya, itu bisa. Asal sudah sesuai konsen dari penyedia jasa untuk bersedia kontak dan beberapa data pribadinya ditampilkan secara publik di direktori kami,” kata Larissa.
Saat ini, lanjut Larissa, platformnya memang mengkhususkan bagi penyedia jasa individu. Ada beberapa penyedia jasa yang sempat mendaftar, tapi ditolak lantaran bentuknya perusahaan atau kelompok usaha. Saat ini ia hanya membantu penyedia jasa individu atau perorangan.
”Harapan idealnya ialah ketika penyedia jasa bisa menemukan pekerjaan lewat RekomenJasa dan mereka senang, serta pengguna jasa juga demikian, dan mereka mau menambahkan rekomendasi. Itu bisa menjadi rantai kebaikan,” kata Larissa.
Karena ikatan
Selama 11 bulan berjalan, RekomenJasa beroperasi dengan modal swadaya dari kantong sendiri. Salah satu yang juga mengukuhkan keempat orang di balik platform ini ialah ikatan yang pernah terjalin dengan para penyedia jasa. Ney, misalnya, yang sebelumnya kerap bersinggungan langsung dengan mereka, bisa membayangkan impak yang terjadi di kehidupan para penyedia jasa.
“Karena ketika saya dan teman-teman sempat bekerja di on demand service, ada emotional bonding, itu sudah terasa. Apalagi dulu saya di bagian operations, cukup lama tek-tokan dengan banyak penyedia jasa, mulai dari akuisisi, urusi komplain, melihat mereka dapat orderan, hingga bisa merasakan euforianya. Jadi ketika ada pandemi dan berlangsung sampai kini, itu yang membuat saya ingin tetap membantu mereka.” (M-4)
Biodata:
Larissa Rena
Jabatan: Founder RekomenJasa
Pendidikan:
- S-1 Teknik Informatika ITB
- S-2 Interaction Design, The Hong Kong Polytechnic University
Karier:
- Research in Residence Lead (Gojek), Januari 2021-saat ini
- Research Lead (GoLife), Mei 2018-Januari 2020
- Studio Lead, Senior Consultant (Somia Customer Experience), Desember 2013-April 2018
Annisa Saraswati
Jabatan: Partnership dan Media Inquiry RekomenJasa
Pendidikan: S-1 Sastra Prancis, Universitas Indonesia
Karier:
- Project Manager (Evermos), Agustus 2020-saat ini
- Strategic Business Development Lead (GoPay Indonesia), Februari 2019-Juni 2019
- GoDaily Product Owner (Gojek) Agustus 2017-Februari 2019
- GoLife Supply Acquisition for GoDaily & GoLaundry (Gojek), Mei 2017-Juli 2017
- GoAuto Talent Journey & Service Quality Manager (Gojek), Oktober 2015-Mei 2017
Dengan cara masing-masing, mereka berupaya memberi andil untuk memulihkan bumi yang tengah sakit ini.
Yang ingin dituju Mendekor pun tidak muluk-muluk. Mereka ingin para perajin punya penaikan pendapatan dan bisa merekrut para pekerja lebih banyak.
Sempat salah strategi bisnis, UMKM ini menemukan momentum pertumbuhan dari produk-produk dekorasi.
Lahir sejak Maret 2020 saat pandemi mulai menghantam Indonesia, Dibalik Pandemik hingga kini telah menyalurkan total sekitar Rp100 juta kepada 70-an penerima bantuan.
Gerakan yang diinisiasi perempuan muda ini bertujuan membantu para pekerja di sektor perhotelan dan wisata
Namun, kisah di balik VW dan kesibukan Rahmad yang mesti berjibaku saat menggunakan gelas ukur dan mesin pres kopi dengan hanya sebelah tangan yang bisa digunakan juga tak kalah istimewa.
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved