Kiai & Alim Ulama Harus Terus Menyemai Nilai Moderasi Beragama

Andhika Prasetyo
08/4/2021 12:58
Kiai & Alim Ulama Harus Terus Menyemai Nilai Moderasi Beragama
Presiden Joko Widodo(Dok: Presidential Palace/Agus Suparto dan Setpres/Lukas)

PRESIDEN Joko Widodo menitipkan pesan kepada para kiai dan alim ulama terutama yang tergabung dalam Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), untuk terus menyemai nilai-nilai moderasi beragama, nilai-nilai tawassuth atau keseimbangan dan keadilan demi mendukung terciptanya kedamaian serta mempererat persatuan di Indonesia.

Sebagai partai politik yang berlandaskan ahlussunah wal jamaah, PKB harus dapat berperan lebih besar lagi dalam menyebarkan Islam yang sesungguhnya, Islam yang ramah, Islam yang tidak tertutup dan bisa menerima serta menghargai perbedaan.

Dengan begitu, paham-paham yang sesat dan keliru, yang secara jelas bertentangan dengan nilai-nilai luhur Islam, bisa dihapuskan dari Bumi Pertiwi.

"Sejak awal sangat jelas PKB yang lahir dari tubuh PBNU konsisten mengikuti Syekh Kiai Haji Hasyim Asy'ari dan para masayikh yang menyatakan bahwa agama dan nasionalisme tidaklah bertentangan. Sebaliknya, dua hal itu justru menopang satu sama lain," ujar Jokowi dalam Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Nasional Alim Ulama PKB di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/4).

Baca juga: Wamenag: Perkuat Moderasi Beragama

Ia pun meyakini, ke depannya, PKB akan terus mewarisi semangat mulia tersebut sehingga fondasi keagamaan dan kebangsaan bisa semakin kuat.

Sebagaimana diketahui, pekan lalu, dua aksi teror terjadi di dua lokasi berbeda di Tanah Air.

Jokowi menegaskan tindakan keji tersebut merupakan kejahatan besar terhadap kemanusiaan yang mengancam kerukunan dalam berbangsa dan bernegara.

"Sikap pemerintah tegas, tidak akan berkompromi terhadap tindakan intoleransi yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah terus berkomitmen untuk selalu menghidupkan moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi adalah bagian yang sangat penting dalam moderasi beragama. Sementara, eksklusivitas dan ketertutupan jelas tidak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika," tegas mantan wali kota Solo itu.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya