Minggu 28 Maret 2021, 11:20 WIB

KPPPA: Panutan Untuk Anak adalah Orang Tua, Bukan Teknologi

Atalya Puspa | Humaniora
KPPPA: Panutan Untuk Anak adalah Orang Tua, Bukan Teknologi

ANTARA/Didik Suhartono
Pementasan dongeng Boneka Semeru bertema protokol kesehatan di kawasan Kalimas Baru, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/8/2020).

 

Peran pengasuhan yang seimbang antara ibu dan ayah, utamanya pada situasi pandemi covid-19 sangat penting dan berdampak pada tumbuh kembang anak. Walaupun saat ini teknologi semakin maju dan dekat dengan kehidupan kita, namun orangtua dituntut mampu menjadi teladan dan panutan utama bagi anak-anaknya. 

Orangtua, baik ayah maupun ibu harus saling berbagi peran dalam pengasuhan anak, termasuk mampu bersama-sama menjadi panutan dalam penerapan protokol kesehatan.

“Salah satu arahan Presiden RI, Joko Widodo kepada Kemen PPPA adalah Peningkatan Peran Ibu dan Keluarga dalam Pendidikan/Pengasuhan Anak. Meskipun begitu, bukan berarti pendidikan atau pengasuhan anak hanya merupakan tugas perempuan atau ibu saja," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga dalam keterangan resmi, Minggu (28/3).

Baca juga: Pemerintah Diminta Tegas Larang Mudik Tanpa Kecuali

Bintang menambahkan, kesetaraan dalam keluarga dan pembagian peran yang seimbang antara ayah dan ibu merupakan hal yang krusial dalam pengasuhan. Jika pengasuhan hanya dibebankan pada ibu saja, maka akan memengaruhi pola pikir anak menjadi bias gender, sehingga budaya patriarki terus langgeng hingga lintas generasi. Secara psikologis, keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga akan berdampak pada tumbuh kembang anak yang maksimal,” 

Saat ini, lanjutnya, peran teknologi memang semakin dekat dengan kehidupan kita, tidak terkecuali dengan anak pada masa pandemi covid-19. Namun demikian, Bintang menegaskan bahwa peran orangtua tidak dapat tergantikan oleh teknologi, secanggih apapun itu. Orangtua harus lebih jeli dan hati-hati dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak di era digital ini.

“Ingat, anak adalah peniru ulung. Panutan utama anak seyogyanya adalah orangtua, bukan teknologi. Oleh karenanya, orangtua sebagai pengasuh utama harus memiliki literasi digital yang mumpuni dan perlu beradaptasi dengan menerapkan digital parenting. Orangtua harus turut mendampingi anak dalam penggunaan teknologi informasi dan memastikan konten yang diakses anak aman,” tegas Bintang.

Bintang juga mengingatkan dalam situasi pandemi Covid-19, orangtua memiliki peran penting sebagai panutan atau teladan dalam melaksanakan protokol kesehatan, sehingga anak pun dapat disiplin menerapkannya.

Survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait Situasi Pengasuhan Anak di Masa Pandemi Covid-19 mengungkapkan bahwa ibu lebih banyak berperan dalam upaya mengedukasi anak-anaknya terkait protokol kesehatan. Selain itu, ibu juga lebih berperan dalam mendampingi anak-anaknya ketika belajar.

Namun demikian, Ketua KPAI, Susanto mengatakan apresiasi tetap harus diberikan kepada ayah yang juga turut serta mengedukasi anak-anaknya terkait protokol kesehatan, serta mendampingi anak-anaknya dalam belajar dan beraktivitas.

“Peran ibu dan ayah sangat positif bagi pengasuhan dan perlindungan anak. Jika pengasuhan anak hanya diperankan oleh ayah atau ibu saja, maka akan berdampak bagi perkembangan anak. Ketidakhadiran ayah dalam ruang-ruang keluarga, baik secara psikologis maupun fisik akan berdampak pada kemampuan dan keterampilan sosial anak, kemandirian anak, dan kematangan anak di masa perkembanganya,” ungkap Susanto.

Praktisi Islamic Parenting, Ustadz Bendri Jaisyurrahman memberikan tips agar orangtua bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. Menurutnya, orangtua harus mampu memperkuat ikatan hati dan menjadi sosok yang dicintai terlebih dahulu oleh anak-anaknya, sebelum menjadi panutan atau teladan bagi anak-anaknya.

“Anak akan meniru sesuatu yang ia sukai dan ia cintai. Oleh karenanya, penting bagi orangtua untuk menjadi sosok yang mereka cintai dan melakukan upaya untuk mengikat hati anak-anaknya terlebih dahulu. Memperkuat ikatan hati dan emosi harus dilakukan orangtua sejak anak berusia 0-7 tahun. Dengan demikian, jika sudah menjadi sosok yang dicintai sejak awal maka orangtua akan lebih mudah membimbing dan ditiru oleh anak-anaknya. Oleh karenanya, penting menjadi orangtua yang dicintai terlebih dahulu, lalu diteladani. Keteladanan pada dasarnya adalah kecintaan,” jelas Ustadz Bendri. (H-3)

Baca Juga

Dok. Creative Tribe

Kampanye Upcycling For Love Bantu Pembangunan Tempat Perlindungan Hewan Telantar

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Rabu 27 September 2023, 22:28 WIB
ketiganya berkolaborasi mengajak masyarakat untuk ikut berpartipasi membantu Natha Satwa mewujudkan tempat perlindungan yang lebih layak...
Ist

Kemenkes dan Takeda Kolaborasi Atasi Ancaman DBD dan Vaksinasi

👤Media Indonesia 🕔Rabu 27 September 2023, 21:54 WIB
Dari awal tahun sampai dengan minggu ke-33 tahun 2023 telah tercatat 57,884 kasus demam berdarah dengue dengan 422 kematian yang tersebar...
Ist

PSPP-UMJ Gelar Seminar Literasi Ekonomi Syariah Masyarakat Pesisir Perbatasan

👤Syarief Oebaidillah 🕔Rabu 27 September 2023, 21:06 WIB
Seminar ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka diseminasi hasil riset pesisir perbatasan dan peluncuran konsorium studi...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya