Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Satgas Apresiasi Kolaborasi Pentahelix Tangani Covid-19

Ferdian Ananda Majni
03/3/2021 11:05
Satgas Apresiasi Kolaborasi Pentahelix Tangani Covid-19
Petugas kesehatan mengambil sampel usap saat rapid tes antigen di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021)(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terhitung genap 1 tahun sejak kasus pertama dilaporkan pada 2 Maret tahun 2020 lalu. Laporan kasus perdana itu, menggerakkan seluruh elemen bangsa bahu membahu melakukan penanganan terbaiknya dan bergerak bersama mewujudkan kolaborasi pentahelix.

Kolaborasi ini mulai dari pemerintah, swasta, relawan, serta tenaga kesehatan di puskesmas, dinas kesehatan, laboratorium dan rumah sakit tingkat daerah dan pusat.

"Kami apresiasi setiap pihak baik dari pemerintah dan elemen masyarakat, yang bergerak bersama mewujudkan kolaborasi pentahelix dalam penanganan covid-19 di Indonesia," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan Rabu (3/3).

Baca juga: Kunci Tangani Pandemi, Pemerintah dan Masyarakat Harus Kerja Sama

Menurutnya kilas balik perkembangan penanganan 1 tahun pandemi Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada Maret 2020 lalu. Perkembangannya hingga Januari 2021, pada kasus positif mengalami tren peningkatan, kemudian menurun pada Februari 2021. Dalam kenaikan kasus, trennya bervariasi tiap bulannya. Melihat grafik pada 4 bulan pertama pandemi, ada kenaikan tajam hingga mencapai 70 - 90%.

"Masa-masa ini adalah masa di mana Indonesia dihadapkan pada pandemi yang terjadi secara tiba-tiba, dan pemerintah tengah berupaya melakukan percepatan penangananan semaksimal mungkin, salah satunya menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," sebutnya.

Dia menjelaskan, perlu menjadi perhatian selama pandemi tahun 2020, adanya beberapa periode libur panjang. Begitu juga dampak pada peningkatan tajam terhadap penambahan kasus positif. Data menunjukkan, pada September 2020 dengan kenaikan sebesar 42,3 persen atau 45.895 kasus. Hal ini kontribusi dari libur panjang pada periode 15 - 17 dan 20 - 23 Agustus 2020.

Grafik penambahan kasus selanjutnya cenderung melandai pada September - Oktober dan November 2020, meskipun kasus masih bertambah. Namun pada Desember 2020 hingga Januari 2021, terjadi lagi peningkatan tajam hingga mencapai 190.191 kasus atau meningkat lebih dari 100 persen dari bulan Oktober 2020.

Ada pula dampak dari periode libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021. "Ini yang paling penting untuk dicatat, bahwa ada implikasi kematian pada setiap event libur panjang yang terjadi sepanjang satu tahun kebelakang," terang Prof Wiku.

Membandingkan data pada bulan-bulan tanpa libur panjang, jumlah kematian adalah 50 - 900 kasus. Sebaliknya, bulan-bulan dengan libur panjang, kematian meningkat tajam menjadi 1000 - 2000 kasus. "Bayangkan dalam 1 bulan kita bisa kehilangan lebih dari 1000 nyawa, hanya karena memilih untuk melakukan perjalanan dan berlibur," jelas Prof Wiku.

Untuk itu, mengingat 1 tahun terjadinya pandemi di Indonesia jatuh pada awal tahun 2021, Prof Wiku menyarankan hendaknya pemerintah dan masyarakat belajar membuat keputusan yang lebih bijaksana. "Sehingga tidak membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya