Waspadai Hipertensi Terselubung, Gencarkan Deteksi Dini

Zubaedah Hanum
01/3/2021 11:45
Waspadai Hipertensi Terselubung, Gencarkan Deteksi Dini
Infografis(MI)

HIPERTENSI merupakan penyakit yang cukup banyak ditemukan di masyarakat. Jika tidak dikontrol dengan baik, penyakit ini bisa sangat berbahaya. Mulai dari menyebabkan penyakit kardiovaskular, bahkan stroke sehingga tidak jarang penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian.

Dari temuan di lapangan, dokter Eka Harmeiwaty, SpS, Sekretaris Jendral Indonesian Society of Hypertension (InaSH) meminta masyarakat mewaspadai hipertensi terselubung atau masked hypertension.

Menurut dr Eka, hipertensi terselubung menunjukkan tekanan darah normal saat diperiksa di klinik. Namun pengukuran di luar klinik hasilnya menunjukkan tekanan darah yang meningkat. Dari berbagai studi prevalensi adalah 9%-48%.

"Hipertensi terselubung ini mempunyai risiko tinggi kerusakan organ,” jelas dr Eka dalam webinar Tatalaksana Hipertensi pada Masa Pandemi, seperti dilansir dari Medcom.id.

Selain hipertensi terselubung, dr Eka juga meminta masyarakat mewaspadai white coat hypertension (hipertensi jas putih). Jenis ini sering ditemukan pada pasien hipertensi derajat 1 (tekanan darah siatolik 140-159 dan atau tekanan sistolik 90-99 mmHg) pada pemeriksaan di klinik. Namun pada pengukuran di rumah tekanan darah normal.

"Pada individu ini tidak perlu diberikan pengobatan, namun perlu pemantauan jangka panjang karena berisiko terjadi hipertensi di kemudian hari. Prevalensi diperkirakan 2,2% – 50% dan sangat dipengaruhi oleh cara pengukuran di klinik,” sebutnya.

Untuk mengetahui hipertensi jas putih dan hipertensi terselubung dibutuhkan pemeriksaan tekanan darah di rumah yang selanjutnya disingkat dengan PTDR. Hal ini disarankan pada pasien hipertensi terutama bagi pasien hipertensi dengan gangguan ginjal, diabetes, dan wanita hamil dan juga pasien dengan kepatuhan pengobatan yang buruk. Ia menegaskan, deteksi dini ini perlu dilakukan pada kelompok usia dewasa yang berumur 18 tahun ke atas.

Di tengah pandemi, imbuhnya, PTDR ini sangat bermanfaat karena sebagian pasien enggan ke rumah sakit terutama pasien lansia. Hasil PTDR bisa dikonsultasikan kepada dokter yang merawat secara online baik dengan chatting via medsos atau telemedicine. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya