Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

IPB dan Univ Brawijaya Juara Tanoto Student Research Award 2021

Syarief Oebaidillah
24/2/2021 14:40
IPB dan Univ Brawijaya Juara Tanoto Student Research Award 2021
Tim IPB University memaparkan hasil inovasi Spoils, alat pendeteksi kualitas minyak goreng di acara virtual meeting TSRA, Rabu (24/2/2021).(Screen Shoot TSRA 2021)

TANOTO Student Research Award (TSRA) tahun ini kembali digelar secara virtual. Ada 24 finalis yang ikut kompetisi nasional TSRA dari enam perguruan tinggi, yakni IPB University, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro, dan Universitas Hasanuddin. Dari 24 finalis yag terbagi dalam kelompok Sains dan Teknologi, muncul empat hasil penelitian yang masuk ke final.

Empat karya inovasi yang terpilih masuk final adalah Penggunaan Bakteri Sebagai Pertumbuhan dan Pengendali Tanaman Kedelai (Universitas Brawijaya), Inovasi Alat Pendeteksi Tsunami Berbasis Ketinggian Air Laut (ITB), Alat Pendeteksi Kualitas Minyak Goreng Portable (IPB University), dan Alat Bantu Penglihatan Berbasis Binaural Mapping Bagi Tunanetra  (ITB).

Dari hasil seleksi, Tim dari IPB University salah satu pemenang kategori Teknologi menciptakan alat pendeteksi kualitas minyak goreng portable. Abdul Azim dari IPB University menjelaskan bahwa saat melakukan sidang pengujian kualitas pangan di laboratorium ternyata memakan waktu lama. Berdasarkan pengalaman itu,  Tim IPB University membuat inovasi untuk mendeteksi kualitas minyak goreng berupa alat deteksi portable hanya 25 etik yang diberi nama Spoils

"Dengan teknologi uji kualitas pangan yang kami kembangkan, kami berharap kedepannya teknologi ini dapat lebih cepat dan mampu menghasilkan kualitas pangan terbaik," kata Abdul Aziz dalam virtual Media Briefing Tanoto Student Research Award (TSRA) National Competition di Jakarta, Rabu (24/2).

Teknologi ini lebih efisien dan dari segi biaya juga lebih hemat. Alat tersebut juga bisa digunakan secara mobile di lapangan, restoran, hingga industri pangan rumahan untuk mendeteksi kualitas minyak, agar produk pangan yang dihasilkan adalah produk pangan sehat dikonsumsi.

Saat usai presentasi, Asian Agri pun tertarik untuk bekerja sama dengan para peneliti muda yang mengembangkan pendeteksi kualitas minyak goreng, dengan mengajak dinas kesehatan dan instansi terkait untuk sosialisasi kualitas minyak goreng di masyarakat.

Kemudian dari kategori Sains dari Universitas Brawijaya yang mengembangkan Kemampuan multifungsi konsorsium bakteri kitinolitik dalam budidaya tanaman kedelai. Achmad Roekhan dari tim Universitas Brawijaya menjelaskan bahwa  dengan bakteri Kitinolitik diharapkan dapat memacu pertumbuhan pada tanaman kedelai dan menjaga kelestarian lingkungan.

Aryanti Savitri, Head of Scholarship & Leadership Development Tanoto Foundation menejaskan bahwa inovasi berbasis iptek yang telah dikerjakan oleh para mahasiswa ini bisa mendorong kualitas sumber daya manusia, meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

"Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pendidikan, mendorong generasi muda untuk bisa berinovasi dan mengembangkan aplikasi pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi untuk menjadi produk yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Melalui Tanoto Student Research Award ini, kami juga ingin meningkatkan jumlah peneliti di Indonesia, terutama para peneliti muda yang tumbuh dari perguruan tinggi," kata Aryanti Savitri.

Tanoto Student Research Award (TSRA) merupakan inisiatif Tanoto Foundation dalam mendukung generasi muda untuk berinovasi melalui penelitian terapan di kampusnya masing-masing serta diharapkan dapat membangun potensi hilirisasi penelitian. TSRA telah berjalan sejak 2007, bermitra dengan IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanuddin. Tahun 2021 ini, 24 tim finalis TSRA dikompetisikan di tingkat nasional dalam dua kategori yaitu teknologi dan sains. Masing-masing terdiri dari 12 tim Sains. 

baca juga: KLHK: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2020 naik 3,72 Poin

Rangkaian kegiatan TSRA National Competition tidak hanya mencakup perlombaan dan penjurian saja tetapi juga Kuliah Credit Earning, yang merupakan aktivitas belajar di luar kampus, mahasiswa mengikuti perkuliahan metode penelitian dari IPB University, yang selanjutnya dapat diklaim SKS. Ini adalah salah satu perwujudan komitmen Tanoto Foundation mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

"Untuk sinergitas lebih lanjut dengan program Kampus Merdeka, hari ini kami juga mengundang perwakilan dari dunia usaha dan dunia industri, serta Kedaireka yang merupakan platform baru dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mempertemukan dunia pendidikan dan dunia usaha," lanjut Aryanti Savitri. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik