Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

ITB-PAAI Bahas Masa Depan Air Tanah di Kawasan Pesisir Tropis

Naviandri
05/8/2025 15:16
ITB-PAAI Bahas Masa Depan Air Tanah di Kawasan Pesisir Tropis
Ilustrasi(MI/NAVIANDRI)

INSTITUT Teknologi Bandung (ITB), melalui Program Studi (Prodi) Magister Teknik Air Tanah Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), bekerja sama dengan Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia (PAAI), menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Internasional Pertemuan Ilmiah PAAI ke-7 yang digelar bersamaan dengan 8th Asia-Pacific Coastal Aquifer Management Meeting (APCAMM). Kegiatan ini berlangsung pada Senin-Kamis (4-7/8) di  ITB Kampus Ganesha, Bandung dan ditutup dengan kunjungan lapangan ke kawasan pesisir Jakarta.

Konferensi ini mengangkat tema “Pengelolaan Akuifer Pesisir yang Tangguh di Wilayah Tropis: Adaptasi terhadap Perubahan Iklim dan Urbanisasi”. Tema ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi wilayah pesisir tropis, termasuk kenaikan muka air laut, perubahan pola curah hujan, serta tekanan akibat urbanisasi dan aktivitas manusia yang semakin intens. 

Agenda ini menjadi wadah diskusi ilmiah dan kolaborasi lintas sektor, dengan melibatkan ilmuwan, akademisi, pembuat kebijakan, pelaku industri, serta mahasiswa dari berbagai negara. Sebanyak lebih dari 150 peserta dari 41 institusi turut hadir, termasuk delegasi dari Vietnam, Hong Kong, Malaysia, Australia, Brunei Darussalam, China, Belanda, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Indonesia

Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Eksplorasi Sumber Daya Bumi sekaligus Ketua PAAI, Irwan Iskandar Selasa (6/8) menyatakan, Bandung terpilih sebagai lokasi konferensi bukan tanpa alasan. Kota ini merupakan pusat riset dan kebijakan air tanah nasional, sementara ITB menjadi salah satu institusi akademik terdepan di bidang hidrogeologi dan lingkungan. 

"ITB memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan berbasis interdisiplin yang menjawab persoalan nyata di lapangan. Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, industri dan masyarakat sipil diyakini sebagai kunci menuju sistem tata kelola air tanah yang tangguh dan berkelanjutan," ungkapnya.

Menurut Irwan, selama empat hari penyelenggaraan, konferensi menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari workshop tematik pada hari pertama yang membahas pemodelan banjir pesisir, pemodelan air tanah, hingga hidrogeologi lingkungan di sektor energi dan mineral. Kegiatan ini  dilanjutkan dengan sesi pleno, diskusi panel, presentasi makalah dan poster yang mencakup isu-isu strategis seperti dampak perubahan iklim, kualitas air tanah, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh, hingga kebijakan pembiayaan yang mendukung keberlanjutan sumber daya air. 

"Sebanyak 97 makalah dipresentasikan dalam sesi paralel, dan 10 poster ilmiah turut meramaikan suasana akademik.
Rangkaian konferensi ditutup dengan kegiatan ekskursi lapangan ke kawasan pesisir Jakarta yang difasilitasi oleh Badan Geologi," paparnya.

Dalam kunjungan ini kata Irwan, peserta diajak meninjau langsung titik-titik penurunan muka tanah, lokasi pemantauan muka laut, konservasi mangrove di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), serta diskusi strategi mitigasi berbasis bukti di wilayah pesisir yang terdampak eksploitasi air tanah. Untuk diketahui penyelenggaraan konferensi tahun ini juga bertepatan dengan peringatan 30 tahun berdirinya PAAI sejak 1995. 

"Kita perlu terus menjembatani ilmu pengetahuan dengan praktik kebijakan dalam mengelola sumber daya air tanah secara berkelanjutan. Saya mengajak seluruh peserta untuk menjadikan konferensi ini sebagai momentum memperkuat kerja sama lintas negara dan disiplin ilmu demi menjawab tantangan air tanah di masa depan," tuturnya.

Irwan melanjutkan, selain menjadi forum pertukaran gagasan, konferensi ini juga menghasilkan kontribusi nyata dalam bentuk publikasi ilmiah. Makalah-makalah terpilih akan diterbitkan dalam edisi khusus jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, jurnal akses terbuka yang telah terindeks Scopus, WoS, dan SINTA-2.

"Sinergi antar pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memperkuat jejaring pengetahuan dan aksi nyata dalam pengelolaan akuifer pesisir yang lebih tangguh di masa yang akan datang," sambungnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya