Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
INSTITUT Teknologi Bandung (ITB), melalui Program Studi (Prodi) Magister Teknik Air Tanah Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), bekerja sama dengan Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia (PAAI), menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Internasional Pertemuan Ilmiah PAAI ke-7 yang digelar bersamaan dengan 8th Asia-Pacific Coastal Aquifer Management Meeting (APCAMM). Kegiatan ini berlangsung pada Senin-Kamis (4-7/8) di ITB Kampus Ganesha, Bandung dan ditutup dengan kunjungan lapangan ke kawasan pesisir Jakarta.
Konferensi ini mengangkat tema “Pengelolaan Akuifer Pesisir yang Tangguh di Wilayah Tropis: Adaptasi terhadap Perubahan Iklim dan Urbanisasi”. Tema ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi wilayah pesisir tropis, termasuk kenaikan muka air laut, perubahan pola curah hujan, serta tekanan akibat urbanisasi dan aktivitas manusia yang semakin intens.
Agenda ini menjadi wadah diskusi ilmiah dan kolaborasi lintas sektor, dengan melibatkan ilmuwan, akademisi, pembuat kebijakan, pelaku industri, serta mahasiswa dari berbagai negara. Sebanyak lebih dari 150 peserta dari 41 institusi turut hadir, termasuk delegasi dari Vietnam, Hong Kong, Malaysia, Australia, Brunei Darussalam, China, Belanda, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Indonesia
Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Eksplorasi Sumber Daya Bumi sekaligus Ketua PAAI, Irwan Iskandar Selasa (6/8) menyatakan, Bandung terpilih sebagai lokasi konferensi bukan tanpa alasan. Kota ini merupakan pusat riset dan kebijakan air tanah nasional, sementara ITB menjadi salah satu institusi akademik terdepan di bidang hidrogeologi dan lingkungan.
"ITB memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan berbasis interdisiplin yang menjawab persoalan nyata di lapangan. Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, industri dan masyarakat sipil diyakini sebagai kunci menuju sistem tata kelola air tanah yang tangguh dan berkelanjutan," ungkapnya.
Menurut Irwan, selama empat hari penyelenggaraan, konferensi menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari workshop tematik pada hari pertama yang membahas pemodelan banjir pesisir, pemodelan air tanah, hingga hidrogeologi lingkungan di sektor energi dan mineral. Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi pleno, diskusi panel, presentasi makalah dan poster yang mencakup isu-isu strategis seperti dampak perubahan iklim, kualitas air tanah, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh, hingga kebijakan pembiayaan yang mendukung keberlanjutan sumber daya air.
"Sebanyak 97 makalah dipresentasikan dalam sesi paralel, dan 10 poster ilmiah turut meramaikan suasana akademik.
Rangkaian konferensi ditutup dengan kegiatan ekskursi lapangan ke kawasan pesisir Jakarta yang difasilitasi oleh Badan Geologi," paparnya.
Dalam kunjungan ini kata Irwan, peserta diajak meninjau langsung titik-titik penurunan muka tanah, lokasi pemantauan muka laut, konservasi mangrove di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), serta diskusi strategi mitigasi berbasis bukti di wilayah pesisir yang terdampak eksploitasi air tanah. Untuk diketahui penyelenggaraan konferensi tahun ini juga bertepatan dengan peringatan 30 tahun berdirinya PAAI sejak 1995.
"Kita perlu terus menjembatani ilmu pengetahuan dengan praktik kebijakan dalam mengelola sumber daya air tanah secara berkelanjutan. Saya mengajak seluruh peserta untuk menjadikan konferensi ini sebagai momentum memperkuat kerja sama lintas negara dan disiplin ilmu demi menjawab tantangan air tanah di masa depan," tuturnya.
Irwan melanjutkan, selain menjadi forum pertukaran gagasan, konferensi ini juga menghasilkan kontribusi nyata dalam bentuk publikasi ilmiah. Makalah-makalah terpilih akan diterbitkan dalam edisi khusus jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, jurnal akses terbuka yang telah terindeks Scopus, WoS, dan SINTA-2.
"Sinergi antar pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memperkuat jejaring pengetahuan dan aksi nyata dalam pengelolaan akuifer pesisir yang lebih tangguh di masa yang akan datang," sambungnya. (H-2)
Dukungan itu sekaligus pengakuan internasional atas komitmen program dalam mengatasi masalah limbah pesisir sekaligus pemberdayaan komunitas.
Salah satu tujuan program ini adalah mencegah banjir di daerah permukiman dan jalan raya di sekitarnya.
KAWASAN pesisir Teluk Lingga Kutai Timur, mulai memasuki fase pemulihan ekologis setelah mengalami degradasi akibat aktivitas manusia. 4.000 bibit mangrove
ENABLE Project melakukan penanaman mangrove di kawasan Batu Butok, Balikpapan Utara
Berlokasi di Cemare Eco Green Mangrove Society, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kegiatan ini melibatkan penanaman 1.000 pohon mangrove.
Microsoft resmi mengumumkan bahwa dukungan untuk sistem operasi Windows 10 akan dihentikan mulai 14 Oktober 2025
Identitas digital bukan lagi menjadi sebuah opsi, tetapi suatu kebutuhan dasar.
Kukuh Kumara mengatakan bahwa tema Empowering the Future yang merupakan upaya kolaboratif untuk menciptakan pemahaman sekaligus mengedukasi masyarakat tentang teknologi terkini.
Ajang ini menghubungkan mahasiswa dan dunia industri dalam menjalin kerja sama di masa depan.
Indonesia International Electronics and Smart Appliances Expo (IEAE) 2025, akan digelar pada 6-8 Agustus 2025 di Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved