Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

KLHK: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2020 naik 3,72 Poin

Suryani Wandari Putri Pertiwi
24/2/2021 14:22
KLHK: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2020 naik 3,72 Poin
Ilustrasi(Antara)

KEMENTERIAN Lingkungan HIdup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan indeks kualitas lingkuangan hidup sebagaimana telah rutin dilakukan sejak beberapa tahun.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RM Karliansyah mengatakan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 2020 mengalami peningkatan 3,72 poin.

"Tentu kita patut bersyukur dari data yang kami lakukan, tahun 2020 IKLH berada di 70,27, naik 3,72 poin dibanding 2019, Angka ini juga berada diatas target KLHK yakni 68,71. " kata KArliansyah dalam webinar, Rabu (24/2).

Hal itu menurutnya disebabkan salah satunya dengan adanya perbaikan Indeks Kualitas Udara (IKU) dan Indeks Kualit Air (IKA). Ia melanjutkan, berdasarkan penilaian 27 orang ahli melalui metode Analytical Hierarchy Prosess (AHP), isu kualitas udara dan air dipandang sangat penting adri sisis kesehtan dan lingkungan, sehingga bobot tahun 2020-2024 naik dibandingkan perhitungan IKLH tahun 2015-2019.

Pada IKA tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 0,91 dibanding dengan tahun 2019, Namun, lanjutnya meski mengalami kenaikan, hal ini belum memnuhi RPJMN sebesar 55,10. "Meski ada kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada 52,62. namun IKA baru mencapai 53,53," ucap KArliansyah.

Dalam hal ini, terdapat 8 provinsi yang memenuhi target IKA yang ditetapkan yaitu Bengkulu, BAnten, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, JAwa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan Papua. Sedangkan 26 provinsi lainnya tidak memenuhi target. Menurut Karliansyah parameter utama yang menyebabkan tidak memenuhi target yiti BOD, DO, Fecal Coli, Sehingga menunjukan sumber pencemaran dari kegiatan domestik masih dominan sebagai penyebab peniurunan kualitas air.

Baca juga : Inilah Pemicu Cuaca Ekstrem di Yogyakarta

Sementara itu berdasarkan hasil perhitunagan status mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran yang tanya berasal dari 725 titik pemantauan kualitas air sungai di 34 provinsi seluruh Indonesia sejak tahun 2015-2020 dapat disimpulkan bahwa hanya 16% yang memenuhi baku mutu, cemar ringan 65%, cemar sedang 12% dan cemar berat 7%. "NAmun berdasrkan trend selama 5 tahun terakhir titik pemantauan air yang memenuhi baku mutu meningkat 28%," ucapnya.

Ia melanjutkan, pada IKU 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 0,65 poin dibandingkan tahun 2019 yakni kini berada di titik 87,21. Capaian ini pun melampaui target 2020 yakni di 84,10.

Capaian IKU ini juga sejalan dengan 34 provinsi yang memenuhi target yang telah ditetapkan. Berdasarkan data IKU dari tahun 2015-2020, 27 provinsi mengalami trend peningkatan IKU, 5 Provinsi dengan peningkatan IKU tertinggi adalah Banten, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Kepulauan Riau.

"Mutu udarapada tahun 2015-2020 cenderung berada pada kategori baik dan sedang. Sementar pada tahun 2019, Kota PAlangkaraya berada pada kategori tidak sehat, hal ini disebabkan oleh kenaikan konsentrasi PM 2,5 dampak dari KArhutla di Palangkara," ucapnya.

Selain peningkatan IKA dan IKU, peningktan IKLH juga menurut KArliansyah disbebkan oleh faktor lain seperti adanya perubahan pembobnotan dalam rumus IKLH tahun 2020 dan danya poenambahan komponen indeks yaitu indeks kualitas air laut (IKAL) dan indeks kualitas ekosistem gambut (IKEG), (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya