Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ORANG tua harus mengenalkan sayuran kepada anak sejak dini. Caranya dengan memberikan jenis sayuran dengan rasa manis kepada anak. Hal itu disampaikan dokter spesialis gizi klinik Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM, Luciana B Sutanto yang juga President of Indonesian Nutrition Association (INA) dalam webinar, Minggu (21/2).
"Pilih sayur pertama untuk anak yang agak manis, dimasak matang agar rasanya enak dan empuk," kata Luciana.
Bila anak sudah punya kesan pertama yang buruk terhadap sayuran, akan lebih sulit untuk membujuknya memakan sayur di kemudian hari. Oleh karena itu, orang tua harus pintar-pintar memilih jenis sayuran yang bakal disukai.
Misalnya wortel yang penuh vitamin A dan membantu menjaga kekebalan tubuh atau labu yang pada dasarnya berbahan lembut cocok untuk makanan pertama anak. Orangtua juga bisa memasak ubi yang mengandung serat, vitamin C dan vitamin B6. Jangan lupa untuk membuat teksturnya benar-benar halus dan buang kulitnya sebelum diberikan kepada anak.
Untuk anak yang sudah lebih besar tapi masih anti melihat sayuran yang masih berbentuk seperti aslinya, orangtua dapat mengakali dengan mencincang atau memarut sayuran dan menyelipkannya ke dalam isi piring, entah di dalam bola nasi, bakso atau kentang tumbuk.
Luciana menambahkan dalam sepiring makan anak sebaiknya ada 30 persen sayur mayur dan buah. Memberi asupan gizi yang seimbang untuk anak, terutama pada usia lima tahun pertama, adalah hal krusial. Sebab, bila nutrisi yang tidak tercapai membuat pertumbuhan buah hati jadi tidak optimal. Salah satu risiko yang bisa terjadi adalah stunting, masalah gizi kronis akibat kurang asupan gizi dalam jangka waktu lama.
baca juga: Angka Stunting di Indonesia Masih Lebih Tinggi dari Toleransi WHO
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting dibanding data pada 2013 yang menunjukkan stunting balita mencapai 37,2 persen. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017 yaitu mencapai 36,4 persen. Sedangkan menurut data Riskesdas 2018, angka stunting di Indonesia menurun hingga 23,6 persen. (Ant/OL-3)
Mencuci produk saja mungkin tidak cukup untuk menghindari konsumsi pestisida sehingga pengupasan diperlukan untuk mengurangi risikonya.
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia Luciana Sutanto menegaskan pentingnya penyajian sayur yang menarik untuk meningkatkan minat anak-anak
Sayuran adalah salah satu bahan makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang.
Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.
My Fruit Vegetables merupakan hasil inovasi dalam pengembangan produksi sayuran guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi pangan nabati yang berkualitas.
Data dari Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa ternyata 95,5% orang Indonesia masih kurang mengonsumsi serat pangan yang berasal dari sayur dan buah.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang menyeluruh untuk mewujudkan konsumsi gizi seimbang di masyarakat adalah upaya menurunkan stunting
Banyak orang fokus pada perawatan luar seperti sampo atau masker rambut, padahal rahasia utama rambut yang sehat dan lebat justru berasal dari dalam tubuh.
Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan racun melalui keringat, sekaligus meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki kerja organ detoksifikasi seperti hati dan ginjal.
Sebelumnya, program serupa dilaksanakan di SLB Negeri 7 Jakarta dan kini tengah diperluas ke lebih banyak sekolah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved