Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
WAKIL Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang menyeluruh untuk mewujudkan konsumsi gizi seimbang di tengah masyarakat sebagai upaya jangka panjang dalam menurunkan angka stunting nasional. Dalam keterangannya pada Minggu (8/6), Lestari menegaskan bahwa perbaikan gizi tidak boleh dipandang sebagai intervensi sesaat, melainkan sebagai strategi berkelanjutan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh.
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul data terbaru dari Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) yang merilis hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2025. Survei itu mencatat adanya penurunan prevalensi stunting secara nasional dari 21,5% pada 2023 menjadi 19,8%.
Pemerintah menargetkan angka stunting dapat ditekan lebih jauh menjadi 18,8% tahun ini, dan bahkan diturunkan hingga 14,2% pada 2029.
"Tren positif ini perlu didorong dengan langkah-langkah sistemik yang tidak hanya fokus pada penyembuhan, tetapi juga pada pencegahan melalui edukasi dan peningkatan kesadaran publik," kata dia, Migggu (8/6).
Lebih lanjut, Lestari yang akrab disapa Rerie, menilai bahwa perbaikan gizi masyarakat harus dilandasi oleh pola pikir yang mendorong kebiasaan konsumsi pangan bergizi dalam kehidupan sehari-hari.
Ia memandang bahwa perubahan perilaku masyarakat dalam hal konsumsi makanan sehat hanya dapat dicapai jika didukung oleh akses yang lebih mudah terhadap bahan pangan bergizi, serta melalui skrining gizi yang dilakukan secara dini.
Intervensi berbasis data dan sains juga menjadi pilar penting agar langkah-langkah yang diambil benar-benar tepat sasaran dan berkelanjutan.
Dalam kapasitasnya sebagai anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, Lestari menekankan pentingnya dukungan lintas sektor dalam mewujudkan ekosistem gizi yang ideal.
Ia menyatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas harus terus diperkuat secara konsisten. Tanpa adanya sinergi yang kuat, upaya untuk membentuk kebiasaan konsumsi pangan bergizi akan berjalan lambat dan tidak merata.
Rerie menutup pernyataannya dengan harapan bahwa semua upaya yang telah dan sedang dilakukan bisa memberikan hasil nyata, tidak hanya dalam bentuk penurunan angka stunting, tetapi juga dalam mencetak generasi penerus bangsa yang unggul, sehat, dan siap bersaing di masa depan. Ia mengingatkan bahwa perbaikan gizi adalah investasi jangka panjang yang sangat penting dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. (Z-10)
Penurunan angka nasional ini, salah satunya dipengaruhi oleh gencarnya penekanan stunting di Jawa Barat
Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta Norman Nugraha menyebut kasus stunting di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2024 mengalami penurunan sekitar 9,5% dari tahun 2023 yang mencapai 24%.
Gubernur Khofifah tinjau pasar murah di Singosari, Malang. Warga antusias beli bahan pokok murah untuk kendalikan inflasi dan tekan angka stunting.
Stunting, lebih dari sekadar hambatan pertumbuhan anak, telah menjadi ancaman serius terhadap pembangunan bangsa.
Pelindo siap mendukung upaya pemerintah mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Situasi geopolitik dalam beberapa bulan terakhir berdampak signifikan pada berbagai bidang kehidupan.
Amanah konstitusi UUD 1945 untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta ikut mewujudkan perdamaian dunia harus direalisasikan dalam menyikapi konflik dunia.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kekerasan kepada anak secara berulang atau reviktimasi.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved