Epidemiolog: Lockdown Akhir Pekan Tak Akan Efektif

Hilda Julaika
05/2/2021 09:59
Epidemiolog: Lockdown Akhir Pekan Tak Akan Efektif
Warga RW 12 Desa Waru Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo menutup akses masuk ke kampung untuk mencegah penularan covid-19.(MI/Heri Susetyo)

MUNCUL usulan dari anggota DPR RI Fraksi PAN Saleh P. Daulay untuk menerapkan lockdown akhir pekan di Indonesia. Penerapan ini salah satunya dilakukan di DKI Jakarta sebagai wilayah dengan penularan covid-19 yang tinggi. Namun, epidemiolog dan ahli pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman menilai pemberlakuan lockdown akhir pekan tidak akan efektif menurunkan kasus covid-19. Pasalnya, untuk lockdown harus setidaknya selama satu kali masa inkubasi agar bisa efektif menurunkan kasus.

Adapun untuk rata-rata inkubasinya untuk paling singkat ada satu pekan, dua pekan, hingga 28-29 hari.

"Jadi enggak bisa kalau lockdown Cuma dua hari di akhir pekan. Kalau mau ambil rerata ya lockdown 2 pekan. Jadi kalau bicara masa inkubasi ini makanya jangan heran kalau banyak lockdown efektif rata-rata satu bulan. Karena itu berarti satu masa inkubasi terpanjang sudah tercover," kata Dicky kepada mediaindonesia.com, Jumat (5/2).

"Orang yang mengalami inkubasi terpanjang jadinya tidak dapat menularkan lagi. Akhirnya dua hari saja tidak bisa," sambungnya.

Dicky mengingatkan walaupun semua provinsi/kabupaten/kota di Jawa ini melakukan lockdown akhir pekan tetap tidak akan efektif. Karena terlalu pendek dan masa inkubasi virus tidak hanya dua hari. Bahkan di akhir pekan juga virus covid-19 tidak libur.

baca juga: Presiden Minta Gubernur Perkuat Pembatasan Sosial Hingga RT

Adapun jika pemerintah tidak sanggup melakukan lockdown selama itu, Dicky menyarankan agar pemerintah benar-benar menggencarkan 3T berupa testing (pengetesan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) yang merata di Pulau Jawa khususnya. Dari sisi masyarakat memberlakukan 5M berupa memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi aktivitas.

"Kalau belum siap, mending ditunda dulu (lockdown) lalu memperkuat 3T dan 5M," sarannya.

Selain penguatan 3T dan 5M, pemerintah juga tetap bisa melanjutkan PPKM. Dengan catatan pengawasan dan penindakan di lapangan diperketat.

"Perkuat 3T dan 5M, kemudian PPKM boleh dilanjutkan tapi 5M perkuat. Jangan orang disuruh bepergian," jelasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya