Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Komunikasi & Sosialisasi Intensif Cegah Sebaran Hoaks Vaksin Covid

Ghani Nurcahyadi
02/2/2021 23:01
Komunikasi & Sosialisasi Intensif Cegah Sebaran Hoaks Vaksin Covid
Webinar lawan hokas soal vaksin(Dok. Pribadi)

PEMBERIAN vaksin Covid-19 merupakan bagian dari usaha pemerintah Indonesia untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat Covid-19, membentuk kekebalan tubuh dan mencapai kekebalan kelompok/herd immunity. 

Namun, Vaccine Hesitancy atau keengganan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin menjadi penghambat terbesar. Banyaknya misinformasi seputar vaksin terutama tentang keamanan dan efektifitas vaksin, kejadian ikutan pasca Imunisasi (KIPI), sampai dengan teori konspirasi yang saat ini banyak beredar menjadi penyebab timbulnya Vaccine Hesitancy.

Melihat fenomena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Siberkreasi dan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menggelar Webinar Digital Society dengan tema "Lawan Hoaks, Lindungi Keluarga dengan Vaksin Covid-19", Selasa (2/2).

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bekasi Gunarti Rahmat Effendi mengatakan, PKK sebagai garda terdepan bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutama ilmu yang didapatkan bisa dikomunikasikan kembali kepada masyarakat sekitar mengenai keabsahan dan kehalalan vaksin Covid-19.

"Webinar ini penting untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai vaksin," katanya dalam forum tersebut.

Baca juga : Implementasi Kebijakan Tak Efektif, Kasus Covid-19 Terus Meningkat

Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden dan Tim Komunikasi Publik KPCPEN Dilla Amran menegaskan, Komunikasi darat merupakan ujung tombak penerimaan vaksin, sehingga penting bagi KPCPEN untuk menjawab keraguan dan hoaks soal vaksin Covid-19. 

"Penting bagi KPCPEN untuk memberikan amunisi kepada ibu-ibu PKK ini untuk supaya bisa ikut mengedukasi masyarakat," ujarnya. 

Peneliti Bioteknologi dan Associate Professor di Universiti Putra Malaysia Bimo Ario Tedjo mengatakan, dengan vaksin, tubuh kita belajar mengenai virus tanpa menjadi sakit,

Dewan Pengarah Siberkreasi Diena Haryana mengatakan, pemanfaatan media sosial yang bijak dapat membendung infomrasi hoaks soal vaksin Covid-19. Kesalahan dalam memberikan informasi di medsos, lanjut Diena, bisa menghambat upaya vaksinasi masyarakat.

"Ini energi negatif yang luar biasa, kita tidak mau hal itu terjadi karena itu akan memperlambat kita untuk keluar dari pandemi Covid-19,” tutup Diena. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya