Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
TOKOH Konghucu dari Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro, turut menyoroti potret puluhan lampion di lobi kantor Kementerian Agama (Kemenag). Selain puluhan lampian, banner ucapan Hari Raya Imlek 2572 Kongzili juga menghiasi lobi kantor Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.
Keberadaan pernak-pernik menyambut Hari Raya Imlek atau Tahun Baru Tionghoa, menurut Alim, sebagai wajah baru Kemenag.
"Tentunya saya bersama generasi muda Konghucu Indonesia (Gemaku) sangat mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mewujudkan keindahan semangat Imlek yang religius ini di Kementerian Agama," ujar Alim Sugiantoro, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Minggu (30/1).
"Ini baru pertama kali dalam sejarah kantor kementerian agama seperti itu. Ini membuktikan bahwa Gus Yaqut menjalankan fungsinya sebagai Menteri Agama. Jadi Kemenag itu adalah milik enam agama, dan semua harus dilindungi,” imbuhnya.
Alim menambahkan, Tahun Baru Imlek merupakan momentum religius bagi umat Konghucu di mana saja berada. Di mana saatnya semua umatnya bersuci dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik.
"Ini saat mengenang kembali karya-karya Nabi Kongzi pada peradaban Tionghoa, maka dari itu tahun Imlek dihitung berdasarkan tahun kelahiran Confucius (Kongzi)," ujarrnya.
Apa yang dilakukan Menag Taqut, lanjut Alim, sebagai bukti kepedulian terhadap semua agama di Indonesia. Hal tersebut guna menjaga keseimbangan kerukunan umat beragama.
"Perayaan Imlek dan agama Konghucu yang paling kecil saja diperhatikan, pasti agama lain lebih diperhatikan. Seperti inilah yang diharapkan rakyat, ada Menteri Agama seperti Gus Dur," ujar Alim
Ia berharap langkah Menag Gus Yaqut bisa terus berlanjut dari tahun ke tahun, sehingga Kemenag menjadi pengawal keragaman dan moderasi beragama. Dapat mempersatukan segala Agama dalam kerukunan toleransi dan kebersatuan.
Selain itu, lanjut Alim, dirinya bersama Gemaku berharap adanya Dirjen Konghucu di Kemenag. Hal itu untuk memudahkan komunikasi antar umat Konghucu dengan pemerintah.
"Selama ini Konghucu diurus oleh Bapak H. Dr. Wawan djunaedi MA Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu di bawah naungan Sekjen Kemenag, jadi alangkah baiknya jika ada Dirjen Konghucu agar kami bisa menjalani kegiatan keagamaan dan beribadah dengan lancar dan nyaman," harap Alim Sugiantoro.
Menurut Alim, siapapun bisa memperingati dan merayakan Hari Raya Imlek tidak ada yang melarang. Selain itu tetap ingat bahwa Khonghucu adalah Agama. (OL-13)
Baca Juga: Inflasi Jakarta Rendah, BPS: Ekonomi Turun Karena Pandemi
MENTERI Agama RI Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pembahasan secara musyawarah dalam menyelesaikan persoalan.
Program BRUS menyasar siswa sekolah menengah untuk membekali mereka dengan wawasan seputar pernikahan, kesehatan reproduksi, dan ketahanan keluarga.
MENTERI Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membenarkan adanya rencana agar penyelenggaraan haji dan umrah ke depan berada di bawah Badan Penyelenggara (BP) Haji.
Kemenag Pastikan Tunjangan Guru PAI Non ASN Naik Rp500 Ribu
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) mengumumkan bahwa tunjangan profesi bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Non ASN di bawah Kemenag yang belum mengikuti inpassing resmi naik.
AICIS+ 2025 akan digelar pada 29-31 Oktober 2025 di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo, resmi membuka Musyawarah Nasional Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) ke-19, di Kota Solo, Jumat (25/11/2022)
Korlantas Polri menyambangi Panti Asuhan Binaan Khonghucu, Klenteng Bio Hok Tek Tjeng Sin, Kebayoran Lama, Jaksel
Sebagai negara yang memegang teguh prinsip keagamaan yang terdapat dalam dasar negara, Pancasila, Indonesia, mengakui terdapat 6 agama dalam wilayah administrasinya.
UPAYA Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Makatin) untuk menerjemahkan Kitab Chun Qiu Jing mendapat dukungan penuh Kemenag.
“Semoga di sepanjang tahun Macan Air ini segala persoalan dapat teratasi, dan kita semua senantiasa hidup dalam harmoni, damai, dan sejahtera,”
Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., mengatakan KMA ini menetapkan percepatan masa studi strata 1 (S-1) prodi pendidikan agama Khonghucu yang semula delapan semester menjadi enam semester.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved