Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PANDEMI covid-19 yang masih melanda Indonesia sejatinya tidak menjadi penghalang untuk menebar kebaikan dengan sesama manusia. Utamanya memberikan perhatian dan bantuan kepada anak-anak dengan HIV dan AIDS. Terlebih selama ini mereka kurang mendapat perhatian secara khusus dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat umum.
"Harus ada pengobatan, psikologi, gizi, pendidikan, bermain dan rekreasi agar kebutuhan anak penderita ini terpenuhi sehingga mereka bisa hidup seperti anak-anak normal lainnya," ujar Ketua Umum Kuldesak Samsu Budiman dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (28/12/2020).
Ke depannya, Budi berharap tidak ada lagi penyintas HIV+ diabaikan orang tua dan lingkungannya. Kurangnya informasi dan edukasi kepada orang tua bahwa penyintas HIV+ harus diperlakukan sama dalam semua aspek kehidupan, membuat munculnya stigma dan diskriminasi anak dengan HIV/AIDS.
Dalam konteks itulah Budi menyambut gembira niat grup band SupeRock yang menggelar charity dengan tema 'Ada apa dengan Anak Penyintas HIV dan AIDS?' Hal itu diungkapkan di Cafe Selayang Pandang, Sawangan, Depok, Rabu (23/12) kala merilis single SupeRock, Ya Cinta.
Budi menambahkan Kuldesak merupakan organisasi masyarakat yang secara khusus memperhatikan masalah HIV/AIDS.
SupeRock menciptakan single lagu dengan judul Ya Cinta yang mengangkat semangat cinta saling membantu dan peduli terhadap Anak Dengan HIV dan AIDS. Band ini digawangi Aji San (vokal), Eqo Billy (gitar), Ipung (bass), dan Agung Saget (drum).
"Asyiknya karena kita bekerja sambil beramal. Menanamkan kasih sayang dan empati kepada anak anak ini,” ujar Aji San atau biasa dipanggil Jiung penuh sukacita.
Ia menambahkan kapan lagi bisa berbuat baik untuk sesama anak bangsa. Apalagi pada kenyataannya banyak anak-anak ini sudah yatim piatu. "Bahkan ada anak yang sengaja ditinggalkan orang tuanya karena malu jadi anggota keluarga dengan penyintas HIV,” tambah Aji San seraya berharap para penikmat musik mau mendengarkan Ya Cinta di YouTube, lalu dibagikan kepada banyak pihak. Hasil dari lagu ini akan didonasikan kepada anak-anak dengan HIV/AIDS. (RO/O-2)
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Di Kota Yogyakarta, jumlah kasus HIV tercatat sebanyak 1.425 kasus, dengan 337 di antaranya sudah masuk dalam kategori AIDS.
Kemenkes mencatat pada Maret 2025 sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) dari total estimasi 564 ribu ODHIV yang harus ditemukan pada 2025 untuk segera diberi penanganan.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022 tercatat 145 kasus, 2023 tercata 145 kasus, 2024 ada 169 kasus dan di 2025 ada 74 kasus.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, menemukan 20 kasus baru HIV yang terjadi pada tahun 2025.
KASUS HV/AIDS kini telah menyebar dan menghantui seluruh pelosok negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved