Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Marak Refund Tiket ke Bali Akibat Kebijakan Tes Cepat Antigen

Insi Nantika Jelita
17/12/2020 18:14
Marak Refund Tiket ke Bali Akibat Kebijakan Tes Cepat Antigen
Suasana bandara Ngurah Rai Bali(Arnold/MI)

SEKJEN Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Astindo Pauline Suharno membenarkan, banyak konsumen yang membatalkan paket perjalanan ke Bali untuk liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), akibat rencana kebijakan penerapan rapid test antigen.

Meski tidak menyebutkan secara rinci, Pauline mengatakan para calon penumpang meminta pengembalian atau refund tiket pesawat untuk liburan akhir tahun itu.

"Iya banyak pembatalan terutama yang masih bisa direfund tiket dan pemesanan hotel. Untuk data persis ada dipihak airlines atau hotel," ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (17/12).

Pauline mengatakan dengan adanya kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah itu, konsumen berpikir ulang untuk berpergian liburan karena tarif tes tersebut yang dianggap mahal.

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Tutup Ruang Publik saat Pergantian Tahun

Misalnya saja, Angkasa Pura II mematok tarif rapid test antigen sebesar Rp385 ribu di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Jumlah itu hampir berkali-kali lipat dibandingkan rapid test antibodi senilai Rp85 ribu.

Selain itu, Pauline mengungkapkan, tidak semua penyedia layanan transportasi mengakomodir rapid test antigen bagi penumpang yang ingin berpergian.

"Kendalanya enggak semua lab punya fasilitas itu. Tapi di satu sisi kami coba membujuk klien kami yang mampu untuk tidak membatalkan tiket," terangnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani membeberkan, refund tiket wisatawan ke Bali mencapai Rp317 miliar. Mereka batal melakukan perjalanan ke Bali wajib karena mengetahui adanya rapid test antigen itu.

"Data yang kami terima ialah adanya permintaan refund dari pembeli tiket sampai 133 ribu passenger. Ini Dari online travel agent (OTA), transaksinya yang mencapai Rp317 miliar," tuturnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya