Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Ancaman Besar untuk Rumah Sakit

Dede Susianti
14/12/2020 03:15
Ancaman Besar untuk Rumah Sakit
Petugas kesehatan menjemput pasien COVID-19 di Jakarta, Minggu (13/12/2020).(ANTARA FOTO/Fauzan)

KASUS covid-19 yang terus melonjak membuat ruang isolasi rumah sakit di beberapa daerah hampir atau telah penuh. Pasien yang menunggu hasil tes usap terpaksa ditempatkan di lorong rumah sakit. Sejumlah kamar juga harus dirombak untuk menjadi ruangan gawat darurat untuk pasien baru.

Seperti diungkapkan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, rumah sakit akan kolaps dan tidak akan mampu lagi menampung jika pihaknya tidak bergerak cepat. “Rumah sakit sudah 83% okupansinya. Sehari, sekarang sudah menyentuh angka 60. Kalau sudah di atas 50, ini masa menuju puncak. Rumah sakit kewalahan, semua akan dirawat di rumah,” ungkap Bima, kemarin.

Pihaknya berencana menjadikan Gelanggang Olahraga Pajajaran sebagai rumah sakit darurat covid-19 dan menjadi tempat isolasi pasien dengan gejala. Untuk pasien tanpa gejala, akan disiapkan satu hotel. Sementara itu, Kantor Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga akan dijadikan ruang gawat darurat.

Penuhnya ruang isolasi juga terjadi di RSUD Kajen, Kabupaten Pekalongan. Sejumlah pasien dengan gejala covid-19 harus tidur di lorong-lorong. “Dua ruangan isolasi sebelumnya muat 50 pasien, tapi karena untuk isolasi dan perawatan covid-19 hanya dibatasi 18 pasien. Untuk menambah daya tampung, sedang dilakukan penambahan ruang isolasi,” ungkap Direktur RSUD Kajen, Amrozi Taufi k.

Hal serupa dilakukan RSK Ngesti Waluyo Parakan yang akan menambah ruang khusus maupun tempat tidur karena saat ini ruang isolasi yang ada telah penuh berisi pasien. “Dari semula empat tempat tidur, ditambah menjadi 28 karena terjadi lonjakan di Temanggung,” ujar Penyedia Data RSK Ngesti Waluyo Parakan, Dwi Haryati.

Di RSUD Kudus, ruang VIP akhirnya akan dirombak menjadi ruang isolasi. Itu karena jumlah pasien covid-19 terus meningkat setiap hari dan ditakutkan tidak mampu tertampung lagi.

Adapun Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto menyatakan penambahan kapasitas tempat tidur di sejumlah rumah sakit sudah tidak seban ding dengan semakin banyaknya pasien covid-19. “Tidak hanya di rumah sakit, antrean untuk masuk tempat isolasi terpusat yang dimiliki Pemkot Cirebon seperti di Gedung Diklat BKKBN juga saat ini sudah mencapai 250 orang,” katanya.

Di Kota Kupang, hanya 43 dari total 443 pasien yang dirawat di rumah sakit karena keterbatasan ruangan. “Sebagian besar menjalani isolasi mandiri di rumah atau di ruang isolasi terpusat di RS Universitas Nusa Cendana,” ungkap juru bicara Satgas Covid-19 Kota Kupang, Ernest Ludji.

 

 

Upaya pencegahan

Anggota Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Daniel Wibowo menyebut tidak mudah untuk menambah ruang ICU untuk menangani pasien covid-19. “Di beberapa daerah meningkat dan ruang ICU memang kurang. Tapi tidak mudah untuk menambah ICU, karena harus menyiapkan ruang isolasi, peralatan, dan sumber daya manusia,” ujar Daniel, kemarin.

Daniel berharap upaya pencegahan terus digencarkan guna menekan angka penyebaran covid-19. “Yang perlu dijaga ialah jangan sampai pasien jatuh ke perawatan yang perlu ICU, melalui perawatan yang sesuai standar di ruang isolasi covid-19,” tandasnya. (AS/UL/PO/TS/Ata/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya