Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

AI Solusi Keterbatasan SDM di Masa Pandemi

Faustinus Nua
03/12/2020 17:20
AI Solusi Keterbatasan SDM di Masa Pandemi
Staf Pengajar Robotika Yohanes Kurnia (Kanan) prototipe Ventilator berbasis AI & IoT di Kampus Gunadarma, Depok, Selasa (21/4).( MI/ BARY FATHAHILAH)

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan sumber daya di sektor kesehatan khususnya pada masa pandemi covid-19 ini.

Sekjen Strategi Nasional (StraNas) AI, Hary Budiarto mengatakan bahwa pada 10 Agustus 2020, Indonesia telah meluncurkan StraNas tersebut. Hal itu merupakan keniscayaan di era revolusi digital dan industri 4.0. Terlebih lagi, kebutuhan teknologi digital di masa krisis ini sangat tinggi.

Baca juga: Pantau Covid-19 Melalui Aplikasi Kesehatan Berbasis AI

"Dengan sumber daya terbatas dan talenta terbatas, kita bisa mampu memanfaatkan AI untuk mengoptimalkannya, termasuk di sektor kesehatan," ungkapnya dalam diskusi Klaster Deteksi Berbasis Machine Learning, Kamis (03/11).

Dia menjelaskan bahwa dasar pemikiran dari StraNas AI di sektor kesehatan adalah untuk membantu pelayanan kesehatan bisa lebih optimal. Mengingat, saat ini banyak permasalahan di dalam layanan kesehatan. "Terbukti dalam rasio tempat tidur di rumah sakit kita masih sangat kurang," tambahnya.

Melalui AI, pelayanan kesehatan tidak berorientasi pada rumah sakit dan pengobatan. Pelayanan kesehatan harus kembali pada pasien.

"Pelayanan kesehatan harus ke pasien, pengobatan orientasinya harus berubah tidak berdasarkan penyakit tapi pasien," tegasnya.

Dengan demikian, maka muncullah aplikasi-aplikasi digital yang membantu pelayanan kesehatan. Secara khusus pada masa pandemi, sejumlah platform seperti telemedicine hadir untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan nasional.

Selain itu, StraNas AI juga akan menjadi cikal bakal big data di sektor kesehatan. Data-data pasien bisa disatukan untuk menganalisis dan memetakan kelompok masyarakat yang sakit dan yang sehat.

Baca juga: KLHK Kukuhkan 5 Profesor Riset

Hal itu akan sangat membantu berbagai kebijakan di sektor kesehatan. Pemerintah bisa lebih cepat merespons dengan membuat kebijakam yang efisien. Begitu pula data tersebut bisa digunakan para peneliti.

Akan tetapi, Hary menambahkan bahwa untuk mengintegrasikan data-data tersebut memang tidak mudah. Tantangannya kembali pada pihak rumah sakit, lantaran data pasien merupakan bagian dari kerahasiaan data.

"Kita bisa men-share informasi penyakit tapi orangnya harus dilindungi. Kita bertemu Menkes khusus untuk membicarakam program-program di StraNas, satu data kesehatan ini harus terwujud dulu," tandasnya.(H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya