Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
UPAYA diversifikasi pangan dengan ragam biodiversitas tanaman penghasil karbohidrat perlu dikembangkan dalam mendukung ketahanan pangan nasional, terlebih dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Hal itu ditegaskan oleh Prof Dr Edi Santosa, Guru Besar IPB University dari Fakultas Pertanian. Saat ini, Prof Edi bersama dengan Malaysian Agriculture Research and Development Institute (MARDI), Philipina, Fiji dan didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) melalui Centre of Agriculture and Bioscience (CAB) Internasional membangun konsorsium talas sebagai pangan masa depan antisipasi perubahan iklim.
“Yang kita kembangkan adalah talas-talas yang tidak gatal dan cocok dengan lidah Indonesia. Secara potensi, IPB University punya koleksi talas yang banyak. Kami kumpulkan dari berbagai daerah seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sebagainya. Kita sudah punya aksesi yang bagus, lalu kita lakukan percobaan-percobaan di lapangan," beber Edi Santosa, dilansir dari laman IPB University.
Ia menjelaskan tanaman talas memiliki nutrisi yang sangat lengkap dibanding dengan umbi-umbi yang lain. Ada protein, mineral dan indek glikemiknya juga lebih rendah dibandingkan beberapa umbi-umbian yang lain.
Produksi talas juga terbilang mudah karena hanya membutuhkan sedikit air dan cukup dengan pupuk kandang maka sudah dapat hidup dan bisa diandalkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof Edi, satu pohon talas menghasilkan satu kilogram lebih dengan produktivitas 40 ton per hektare dengan harga talas di petani sekitar Rp5.000 per kilogram.
Saat ini Prof Edi sedang mencari umur talas yang lebih genjah agar panen talasnya dapat lebih cepat dengan produktivitas yang terus bertambah.
Menurut Prof Edi, talas termasuk tanaman yang bandel, karena daya adaptasi ekologinya lebih luas dan fleksibel dibandingkan tanaman pangan yang sudah ketat prosedur produksinya. Talas juga dapat ditanam tanpa pestisida dan pupuk pabrik. Sehingga biaya inputnya akan jauh lebih feasible bagi petani kecil dibandingkan dengan komoditas lain.
Oleh karena itu, Prof Edi berharap pihak-pihak terkait dapat terpanggil untuk membangun diversifikasi pangan dari masyarakat yang paling membutuhkan. Untuk produksi yang lebih besar, butuh adanya dukungan hilirisasi dari sisi pemasaran dan industri pengolahannya.
"Harapannya talas bisa menjadi tanaman penting untuk daerah-daerah yang rawan perubahan iklim, menjadi pilar rumah tangga untuk menaikkan pendapatan serta dapat menjadi aktivitas industri di skala rumah tangga. Pilihan varietas terus dikembangkan.
Prof Edi menambahkan, IPB University, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) saat ini sudah mengumpulkan koleksi ragam jenis dan varietas talas di Indonesia.
"Kita usahakan agar keragaman genetik itu bisa kita kembalikan ke petani. Sehingga petani secara riil terlibat dalam perakitan varietas secara mandiri, yang biasanya kita sebut on farm conservation dan participatory breeding. Talas ini adalah kekayaan alam kita, tapi saat ini, pada khazanah pangan kita belum terlalu diperhatikan. Padahal perannya di ekonomi dan ketahanan pangan pada masyarakat sangat dirasakan," tutup Prof Edi. (H-2)
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia.
DORONG pemanfaatan hasil riset dalam upaya meningkatkan kinerja industri yang diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kunjungan tersebut bertujuan memperkuat kolaborasi di bidang riset dan teknologi pertanian dan mencari solusi terhadap tantangan pangan di Tanah Air.
IndoStrategi merilis hasil evaluasi kinerja Kabinet Merah Putih setelah enam bulan masa kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
PKR Material Karbon Berbasis Biomassa UNRI diharapkan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak nyata bagi kemandirian energi Indonesia.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved