Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PRESIDEN Joko Widodo telah mengamanatkan bahwa ketersediaan vaksin covid-19 harus efektif, cepat, dan aman. Karena itu, kehatihatian dalam memproduksi vaksin tetap harus dijaga.
Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional Soedjatmiko menyebut ada beberapa hal yang dapat menjamin keamanan dan efektivitas vaksin. Pertama ialah respons pada subjek yang disuntik.
“Contohnya yang diuji klinik fase 3 di Bandung. Kalau mereka tidak ada keluhan mereka tidak akan melapor. Kalau ada keluhan sedikit mereka akan melapor,” kata Soedjatmiko dalam program Prime Talk di Metro TV, tadi malam.
Selanjutnya, efektivitas vaksin akan ditentukan oleh pihak yang melakukan uji klinik serta badan otoritas yang mengawasinya. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang nantinya akan menilai keamanan dan efektivitas vaksin.
“Termasuk vaksin yang diimpor pun demikian. Karena di negara masing-masing juga ada badan-badan yang mengawasi fase demi fase,” katanya.
Di sisi lain, proses pengadaan vaksin yang dipercepat menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Menurut Sudjatmiko, yang dimaksud bukanlah mempercepat tahapan pemeriksaan laboratorium tetapi efesiensi administrasi dan operasional.
Seperti diberitakan, Indonesia tengah menanti selesainya uji vaksin yang sedang berjalan. Di antaranya vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Sinovac dari Tiongkok yang sedang diuji di Bandung.
Pengembangan Vaksin Merah Putih dikabarkan sudah mencapai 55% dan telah memasuki tahun menghasilkan protein rekombinan. Sementara Sinovac saat sudah berada pada tahap uji klinis fase 3 di Bandung dan telah mengambil subjek sebanyak 1.620 orang dewasa.
Soedjatmiko mengatakan bahwa nantinya vaksin tidak bisa berdiri sendiri untuk secara drastis menghentikan pandemi. Menurutnya, keberadaan vaksin tetap harus didukung oleh 3T (testing, tracing, treatment) dan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan).
“Vaksin itu memperkuat dan mempercepat proses berakhirnya pandemi tapi tidak bisa berdiri sendiri mengakhiri pandemi,” jelasnya.
Nantinya, vaksinasi covid- 19 diprioritaskan untuk kelompok usia 19-59 tahun.
Menurut Sodjatmiko, hal ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan.
“Pertama bahwa sejak awal di negara yang mendesain vaksin memang protokolnya memilih umur itu karena di negara tersebut yang kena dan meninggal adalah umur antara 19-59 tahun,” jelasnya.
“Ternyata kondisi ini cocok dengan Indonesia bahwa yang positif sakit antara umur 19-59 menurut data Gugus Tugas Covid-19 adalah sekitar 78,5% berada di antara umur itu dan yang meninggal paling banyak di kelompok itu yakni 54,3%,” imbuhnya.
Sementara bagi kelompok di luar rentang umur tersebut, lanjutnya, mereka tidak divaksin dan hal ini disebut sebagai konsep herd immunity.
“Kalau yang umur 19-59 karena mereka aktif bekerja dan sebagainya, 78% itu berisiko sakit dan berisiko menularkan. Kalau itu (vaksinasi untuk kelompok tersebut) mencapai jumlah 75% atau lebih, maka sisanya itu akan terlindungi, itu yang disebut herd immunity,” jelas Soedjatmiko.
Dia juga mengatakan bahwa nantinya pemberian vaksin tidak menghasilkan kekebalan yang instan tetapi memerlukan waktu agar tubuh mengenali vaksin tersebut. Menurutnya, butuh waktu paling cepat dua minggu setelah imunisasi untuk tercapai ambang vaksin mampu melindungi manusia dari virus.
Dia kembali meyakinkan masyarakat bahwa vaksinasi aman dan perlu dilakukan. Keamanan ini dijamin dari pengkajian yang teliti pada setiap fase, baik di negara asalnya maupun di Indonesia.
“Kalau kita tidak diberikan imunisasi terbukti bahwa dari Maret sampai Oktober tiap hari meninggal bahkan pernah pada September 160 per hari orang Indonesia meninggal. Karena itu, dengan 3T dan 3M saja ternyata penurunan kematian sangat pelan jadi perlu imunisasi dan harus mencapai 70%,” pungkasnya.
Sebelumnya telah dikatakan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito bahwa vaksin covid-19 yang akan diberikan kepada masyarakat aman. Wiku menyebut bahwa vaksin adalah virus yang dilemahkan dan pada prinsipnya tidak berbahaya. (Ifa/S2-25)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat meningkatkan koordinasi dan sinergi guna mencari solusi terbaik dalam penanganan krisis.
Wiku berharap vaksin Pfizer yang sudah disebar ke berbagai daerah digunakan dengan baik. Supaya masyarakat semakin terlindungi dari penularan covid-19.
Vaksin Inavac merupakan vaksin covid-19 dengan platform inactivated virus yang dikembangkan oleh peneliti di Universitas Airlangga.
Vaksin Sars-CoV-2 (sel vero) inaktif hasil karya anak bangsa ini sudah menuntaskan uji klinis tahap 1, 2, dan 3.
Setelah mendapatkan izin EUA dari Badan POM pihaknya akan menyiapkan 10 juta vaksin sesuai kebutuhan dalam negeri.
Prosen uji praklinis vaksin merah putih BRIN memerlukan waktu enam bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved