Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Wujudkan Makassar Kota Pintar dengan Internet Memadai

Ihfa Firdausya
06/11/2020 08:00
Wujudkan Makassar Kota Pintar  dengan Internet Memadai
Suasana War Room di Kota Makasar, Sulawesi Selatan.(MI/USMAN ISKANDAR)

EKSPEDISI Bakti untuk Negeri mulai menjelajah Pulau Sulawesi. Program kolaborasi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Media Group News (Metro TV) kali ini akan menjelajahi empat kota/kabupaten yakni Makassar, Bulukumba, Tana Toraja, dan Manado.

Di setiap kota/kabupaten, tim ekspedisi akan melihat bagaimana pemanfaatan internet untuk berbagai bidang, serta seberapa luas masyarakat sudah bisa menikmati jaringan internet.

Kota pertama yang dikunjungi ialah Makassar. Tim pun langsung mengunjungi Kantor Wali Kota Makassar untuk melihat pemanfaatan internet dalam mewujudkan smart city atau kota pintar.

Salah satu wujud penerapan smart city  di Makassar adalah pemasangan sistem pemantauan kota yang diberi nama War Room. Sistem pemantauan ini terkoneksi dengan 174 CCTV dalam kota selama 24 jam.

Tak hanya difungsikan la­yaknya CCTV pemantau lalu lintas, War Room juga dimanfaatkan untuk mengontrol keamanan kota, pelayanan publik, serta program strategis pemerintah Kota Makassar.

“Ini sebenarnya kita fungsikan sebagai semacam interface, bagaimana menghubungkan berbagai kebutuhan layanan masyarakat dengan pemerintah sebagai pelayannya.

Dengan adanya sistem smart city di War Room seperti ini, kita harapkan apa yang masyarakat butuhkan akan cepat sampai dan kami bisa memberikan keputusan yang lebih cepat dan tepat,” kata Penjabat Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin.

Layanan itu tentu harus dibarengi ketersediaan jaring­an internet yang memadai. Rudy mengatakan bahwa saat ini War Room didukung dengan internet berkapasitas 1.000 Mbps.

“Untuk saat ini hitungan kami 1.000 Mbps cukup, tetapi terkait pengembangan-pengembangan ke depan, perlu dilakukan peningkatan kapasitas internet,” ujarnya.

Ketersediaan internet juga dirasakan manfaatnya di Pelabuhan Paotere, salah satu pelabuhan tertua di Indonesia yang menjadi pintu masuk perdagangan di Sulsel. Di sini, tim melihat bagaimana internet sangat bermanfaat untuk aktivitas pelayaran, khususnya keperluan komunikasi.

Contohnya, konektivitas internet dapat melancarkan fungsi alat navigasi seperti GPS di sebuah kapal. Tak hanya itu, terpasangnya menara pemancar sinyal di sekitar pelabuhan juga memudahkan komunikasi dalam kondisi darurat.

“Ada beberapa kejadian seperti kecelakaan kapal. Banyak (kapal) yang menggunakan jaringan internet sehingga kami selaku bagian dari SAR (ketika) melakukan pencarian. Alhamdulillah bisa kita temukan,” ujar Kabid Kesbel Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Triono.

Dari sana, tim menyeberang ke Pulau Kodingareng yang bisa ditempuh selama 30 menit perjalanan menggunakan speedboat dari Pantai Losari. Di pulau ini, internet berperan penting bagi pelayanan kesehatan dan keperluan tenaga medis di Puskesmas Pulau Kodingareng.

Kepala Puskesmas Pulau Kodingareng Citra Octavia mengatakan internet biasaya digunakan untuk pencatatan pelaporan, rujukan online, penyebaran infromasi melalui media sosial, sarana komunikasi lintas sektor, hingga komunikasi pegawai puskesmas dengan keluar­ganya di kota.

Kepala Dinas Kominfo Makassar Ismail Hajiali menyatakan inovasi teknologi di kota ini didukung sinergi infrastruktur jaringan internet yang memadai. (Ifa/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya