Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Wah, Penyakit Tidak Menular Mulai Serang Anak Usia 10-14 Tahun

Suryani Wandari Putri Pertiwi
05/11/2020 09:30
Wah, Penyakit Tidak Menular Mulai Serang Anak Usia 10-14 Tahun
Meningkatnya jumlah perokok anak menjadi salah satu pemicu banyaknya kasus penyakit tidak menular (PTM) yang menyerang anak.(Antara)

DIREKTUR Pencegahan dan Penyakit Tidak menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie menyebutkan penyakit tidak menular (PTM) kini menjangkiti masyarakat usia produktif. Ironisnya, PTM sudah dialami anak-anak dari usia 10 tahun.

"Sebelumnya, pada tahun 2007 masih diwarnai dengan penyakit menular, terlihat penyakit menular didominasi bayi balita, gizi. Tapi, sekarang PTM mulai dialami usia 10 hingga 14 tahun dan mulai meningkat di usia produktif," kata Cut Putri dalam diskusi Denpasar 12 bertajuk Waspada Kanker Menggerogoti Usia Produktif yang dilakukan secara daring, Rabu (4/11).

Dari sisi pembiayaan kesehatan, biaya terbesar PTM tersedot untuk pengobatan penyakit jantung Rp10,5 triliun, kanker Rp3,4 triliun, stroke Rp2,5 triliun, gagal ginjal Rp2,3 triliun, dan talasemia Rp490 miliar.

Empat penyakit PTM utama penyebab 60% kematian yang menjadi fokus sasaran pencegahan pemerintah adalah kardiovaskular, diabetes melitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Hal itu sejalan dengan dengan rekomendasi global WHO (Global Action Plan 2013-2020).

Cut merujuk pada data The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2017 dimana penyebab kematian terbanyak ada pada jantung koroner sebesar 36,9%, disusul kanker 9,7%, DM dengan komplikasi 9,4%, tuberkulosis 5,9%.

"Masih tingginya prevalensi PTM di Indonesiar disebabkan gaya hidup yang tidak sehat," ujar Cut dalam kesempatan berbeda.

Lagi-lagi, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menjadi rujukaannya. Dari riset ini diketahui ada 95,5% masyarakat Indonesia yang kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa.

Ancaman ini, menurut Cut, akan berdampak besar bagi SDM dan perekonomian Indonesia ke depan. Karena, di tahun 2030-2040 mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang mana usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan kelompok usia nonproduktif.

"Apabila tren PTM usia muda naik, maka upaya Indonesia untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas menuju Indonesia maju pada 2045 mendatang, sulit tercapai," ujar Cut. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya