Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DIREKTUR Pencegahan dan Penyakit Tidak menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie menyebutkan penyakit tidak menular (PTM) kini menjangkiti masyarakat usia produktif. Ironisnya, PTM sudah dialami anak-anak dari usia 10 tahun.
"Sebelumnya, pada tahun 2007 masih diwarnai dengan penyakit menular, terlihat penyakit menular didominasi bayi balita, gizi. Tapi, sekarang PTM mulai dialami usia 10 hingga 14 tahun dan mulai meningkat di usia produktif," kata Cut Putri dalam diskusi Denpasar 12 bertajuk Waspada Kanker Menggerogoti Usia Produktif yang dilakukan secara daring, Rabu (4/11).
Dari sisi pembiayaan kesehatan, biaya terbesar PTM tersedot untuk pengobatan penyakit jantung Rp10,5 triliun, kanker Rp3,4 triliun, stroke Rp2,5 triliun, gagal ginjal Rp2,3 triliun, dan talasemia Rp490 miliar.
Empat penyakit PTM utama penyebab 60% kematian yang menjadi fokus sasaran pencegahan pemerintah adalah kardiovaskular, diabetes melitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Hal itu sejalan dengan dengan rekomendasi global WHO (Global Action Plan 2013-2020).
Cut merujuk pada data The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2017 dimana penyebab kematian terbanyak ada pada jantung koroner sebesar 36,9%, disusul kanker 9,7%, DM dengan komplikasi 9,4%, tuberkulosis 5,9%.
"Masih tingginya prevalensi PTM di Indonesiar disebabkan gaya hidup yang tidak sehat," ujar Cut dalam kesempatan berbeda.
Lagi-lagi, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menjadi rujukaannya. Dari riset ini diketahui ada 95,5% masyarakat Indonesia yang kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa.
Ancaman ini, menurut Cut, akan berdampak besar bagi SDM dan perekonomian Indonesia ke depan. Karena, di tahun 2030-2040 mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang mana usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan kelompok usia nonproduktif.
"Apabila tren PTM usia muda naik, maka upaya Indonesia untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas menuju Indonesia maju pada 2045 mendatang, sulit tercapai," ujar Cut. (H-2)
Jika bonus demografi ini bisa dikapitalisasi dengan benar, negara akan bisa melakukan saving dan reinvestasi setiap tahun.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
Meski tingkat pengangguran terbuka turun ke angka 4,7%, jumlah absolut pengangguran justru meningkat.
Masih terlalu fokus mencetak ijazah, bukan menyiapkan talenta, baik dari sisi keterampilan, etos kerja, maupun literasi digital.
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Proses mempertemukan pelaku usaha atau business matchmaking dianggap menjadi jurus ampuh bagi Indonesia untuk bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Pemerintah Louisiana gugat Roblox dengan tuduhan memfasilitasi penyebaran materi pelecehan seksual anak.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Peran dominan ibu penting diterapkan terutama bagi anak yang diasuh dalam lingkup keluarga lebih besar melibatkan nenek, kakek, atau pengasuh lainnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved