Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memastikan pembangunan sarana dan prasana Loh Buaya di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, mematuhi kaidah konservasi dan sebagai peningkatan kualitas pelayanan publik secara berkelanjutan.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno mengatakan bahwa pembangunan sarana dan prasana tersebut tetap mematuhi kaidah-kaidah konservasi. "Penataan sarana dan prasarana wisata di Loh Buaya Pulau Rinca, tetap mematuhi kaidah-kaidah konservasi," kata Wiratno, dalam media briefing, Rabu (28/10).
Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 hektare dengan luas daratan mencapai 40.728 hektare atau 23,5 persen. Luas baharinya mencapai 132.572 hektare. Begitu juga jumlah komodo sebanyak 2.897 ekor pada 2018 telah bertambah 125 menjadi 3.022 ekor pada 2019.
Populasi komodo terkonsentrasi di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Jumlah komodo di Pulau Nusa Kode, Gili Motang, dan Pulau Padar berturut-turut hanya ada 7, 69, dan 91 ekor.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Nasional Komodo dikelola melalui sistem zonasi, yaitu zona inti, zona rimba, dan zona pemanfaatan. Zona pemanfaatan merupakan daerah yang diberikan akses kelola wisata, termasuk atraksi melihat komodo serta pembangunan sarana dan prasarana.
"Kalau melihat zonasinya, sejak awal luas zona pemanfaatan hanya 824 hektare atau 0,4 persen dari luas seluruh taman nasional. Zona pemanfaatan 0,4 persen yang di daratan. Loh Buaya termasuk zona pemanfaatan," sebutnya.
Taman Nasional Komodo (TNK) ditetapkan sebagai Cagar Biosfer (1977) dan Warisan Dunia (1991) oleh UNESCO. Luasnya mencapai 173.300 hektare dan meliputi 33,76 persen daratan dan 66,24 persen perairan.
Dari luasan tersebut, ada 824 hektare atau 0,4% yang ditetapkan sebagai Zona Pemanfaatan Wisata Daratan dan 1.584 hektare atau 0,95% yang ditetapkan sebagai Zona Pemanfaatan Wisata Bahari. "Pengembangan wisata alam sangat dibatasi, hanya pada zona pemanfaatan tersebut. Ini prinsip kehati-hatian yang ditetapkan sejak dari perencanaan ruang kelola di TNK," paparnya.
Wiratno menjelaskan pembangunan sarana dan prasarana di Taman Nasional Komodo memiliki titik fokus pada pengaman pantai, pembangunan dermaga, pusat informasi, pondok ranger, pondok peneliti, hingga pondok pemandu. "Ada dermaga yang mau dibongkar dan dibangun satu dermaga baru lebih cantik dengan model seperti lidah komodo bercabang Y, juga seperti tongkatnya para naturalis guide," tegasnya.
Dia memastikan, pembangunan sarana dan prasarana di Pulau komodo terpusat dengan kehadiran elevated deck yang nanti digunakan wisatawan untuk mengamati komodo dari ketinggian. "Semuanya di lokasi sarpras yang sama. Model elevated deck seperti ekor komodo, sehingga para pengunjung nanti akan melihat komodo dari atas," lanjutnya.
Pembangunan sarana dan prasarana yang ada saat ini bertujuan memudahkan akses informasi di Taman Nasional Komodo yang lebih terpusat dan menjadi pendukung pariwisata di Lembah Loh Buaya Pulau Rinca yang telah mencapai 30% dan ditargetkan selesai Juni 2021.
"Sekarang information center di Labuan Bajo. Pulau Rinca didesain untuk atraksi komodo. Ini menjadi terpusat dalam satu bangunan lain. Ada pondok peneliti dan seterusnya," pungkasnya
Sebelumnya, kegiatan pembangunan dan penataan sarana dan prasarana pendukung pariwisata menjadi sorotan setelah peredaran foto yang menunjukkan komodo sedang berhadapan dengan truk pengangkut material di kawasan tersebut. (OL-14)
KOMODO gemoy atau disingkat Komoy menghadirkan ikon ekonomi kreatif khas Indonesia Timur. Kali ini, Komoy beraksi di tengah rangkaian acara untuk anak-anak di Maluku City Mall (MCM).
Delapan wisatawan yang berlayar bersama KM Monalisa 1 berhasil diselamatkan kru KM Tsamara yang kebetulan melintas di lokasi yang sama.
Wacana sistem buka tutup kawasan taman nasional dilakukan untuk pemulihan (recovery) ekosistem kawasan akibat aktivitas wisata.
Komodo Travel Mart digelar pada 6-9 Juni 2024 di Labuan Bajo setelah sebelumnya sempat terhenti sejak 2018.
TIM SAR Gabungan mengevakuasi seorang warga Pulau Komodo yang digigit Komodo
Pada Maret 2024, total Komodo yang teridentifikasi di Pulau Rinca adalah sebanyak 1.427 ekor atau bertambah sebanyak 169 ekor dibandingkan tahun sebelumnya.
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) akan menerapkan sistem buka tutup aktivitas pariwisata di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2025 mendatang.
KLHK berencana melakukan penutupan secara berkala Taman Nasional Komodo dari aktivitas pariwisata pada 2025.
Wisata medis menjadi jenis liburan ini populer terutama untuk bidang estetika seperti operasi plastik dan transplantasi rambut.
Kegiatan penanaman pohon bertajuk "Polri Lestarikan Negeri, Penghijauan Sejak Dini" ini juga dilangsungkan serempak di seluruh 34 Polda, l 510 Polres dan 5.034 Polsek.
Selain penanaman mangrove, ada juga kegiatan revitalisasi fasilitas wisata, dan pembersihan sampah di kawasan pariwisata super premium tersebut.
Penutupan suatu taman nasional atau bagian dari taman nasional (termasuk TN Komodo) merupakan kewenangan KLHK sebagaimana diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1990
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved